REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga telur ayam ras terus mengalami kenaikan hingga menyentuh Rp 30 ribu per kilogram (kg) bahkan menjadi salah satu pemicu utama inflasi Mei 2022. Namun, Badan Pangan Nasional (NFA) menilai, kenaikan harga wajar karena telah memasuki keseimbangan harga baru.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan, rentang harga telur ayam yang berkisar Rp 28 ribu hingga Rp 30 ribu per kg merupakan harga yang sesuai dengan modal produksi yang harus dikeluarkan para peternak dan margin pedagang.
"Harga saat ini adalah keseimbangan baru dan ini kita dukung. Jangan di bawah itu lagi karena kasihan pedagang dan peternak nanti tidak dapat daging," kata Arief kepada Republika.co.id, Jumat (3/6/2022).
Kenaikan harga telur ayam ras saat ini diakibatkan oleh tingginya harga pakan yang kini mencapai lebih dari Rp 7.00 per kg dari sebelumnya sekitar Rp 5.000 per kg. Kenaikan harga pakan erat dipengaruhi oleh harga jagung dalam negeri.
"Harga jagung jangan ditekan lagi nanti petani tidak mau tanam lagi, sudah baik saat ini kita tidak impor," katanya.
Meski demikian, Arief mengatakan pemerintah pun telah menyiapkan program bantuan jagung pakan sebanyak 50 ribu ton yang disediakan oleh Bulog. Harga pasar jagung pakan saat ini di atas Rp 5 ribu per kg, namun Bulog akan menjual dengan harga Rp 4.500 per kg sesuai acuan pemerintah.
Di sisi lain, NFA juga telah membantu lewat pemberian subsidi angkut jagung dari sentra produksi ke pusat-pusat peternakan ayam layer.
Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, menambahkan, bantuan 50 ribu ton jagung itu merupakan penugasan dari pemerintah. Penyalurannya akan menyasar kepada peternak mandiri yang didata oleh Kementerian Pertanian.