REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan dampak negatif dari penggunaan teknologi digital yakni internet secara tidak bijak Wapres mengatakan, perkembangan teknologi informasi juga bisa berdampak negatif terhadap tatanan sosial dan keagamaan.
Ia mencontohkan bagaimana internet bisa mempengaruhi seseorang menjadi radikal. "Ada anak tidak pernah bergaul dengan orang, sendiri saja tapi tiba tiba jadi radikal, ketika diteliti kenapa itu, ternyata melalui komunikasi teknologi informasi melalui internet melalui FB itu," ujar Wapres saat memberikan Keynote Speaker di seminar Aktualisasi Pemikiran Aswaja Hadratus Syaikh KH M Hasyim Asy'ari di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Sabtu (4/6/2022).
Karena itu, Wapres mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi bahaya kemajuan tersebut dengan belajar menyebarkan toleransi beragama demi keutuhan bangsa. Menurutnya, pemikiran dari para ulama seperti KH Hasyim Asy'ari ini sudah disiapkan sejak awal untuk mengantisipasi dampak dari kemajuan tersebut.
"Bahaya bahaya disinformasi, kemudian juga bisa memecah belah menjadi alat meragukan bahkan alat untuk menyesatkan, karena itu maka kita harus melakukan antisipasi. Saya liat Syekh sudah sejak awal mengantisipasi ancaman ancaman itu," ujarnya.
Terlebih kata Wapres, konsep toleransi beragama di Indonesia menjadi acuan negara negara Islam lainnya. Hal ini diakui oleh utusan Majelis Ulama Almuslimin yaitu anggota Cendekiawan Muslim seluruh dunia yang berpusat di Abu Dhabi dan diketuai oleh Rektor Universitas Al azhar.
"Beliau mengatakan kepada saya, saya datang bukan untuk mengajari orang Indonesia, saya ingin kami belajar tentabg toleransi dari Indonesia. kami ingin menyebarkan cara berpikir yang moderat di Indonesia jadi bagian islam global," ungkapnya.