REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat ruang angkasa milik NASA, yang membawa wahana jelajah berhasil mengambil gambar dari dekat Awan Badai di planet Jupiter. Pesawat ruang angkasa ini masuk ke dalam putaran awan Badai Jupiter yang berkecepatan 131 ribu meter per jam, sebelum akhirnya menukik tajam ke dalam planet Jupiter.
Pesawat ruang angkasa milik NASA ini membawa Juno, yang merupakan wahana luar angkasa yang terjauh tercatat masih mengorbit ke planet lain. Dimana ia terbang liat menjauh, kemudian dilaporkan melakukan gerakan jarak dekat ke-41 di atas awan Jupiter pada bulan April.
Badan antariksa NASA baru-baru ini memposting rekaman pertemuan dengan atmosfer Jovian yang oberputar-putar. Gambar GIF animasi menunjukkan serangkaian gambar yang diambil oleh pengorbit sepanjang 66 kaki, yang dibuat oleh ilmuwan warga Andrea Luck.
Juno datang dalam jarak 2.050 mil dari awan Jupiter saat bepergian dengan kecepatan sekitar 131.000 mph.
"Sebagai perbandingan, pada pendekatan terdekat, Juno lebih dari 10 kali lebih dekat ke Jupiter daripada satelit di orbit geosinkron [lokasi beberapa satelit cuaca utama AS] ke Bumi, bergerak dengan kecepatan sekitar lima kali lebih cepat daripada misi Apollo ketika mereka melakukannya. meninggalkan Bumi menuju Bulan," jelas Peneliti dari Jet Propulsion Laboratory NASA, dilansir dari mashable, Sabtu (4/6/2022).
Juno tiba di Jupiter pada tahun 2016, dalam misi untuk mengungkap misteri di balik planet terbesar di tata surya. Juno akan mengungkap, apa yang ada di bawah awan Jupiter yang menyilaukan? Jupiter terbuat dari apa? Bagaimana tepatnya Jupiter terbentuk?
Kamera dan instrumen pesawat ruang angkasa telah menyelidiki atmosfer psikedelik Jupiter selama hampir enam tahun. Pesawat ruang angkasa yang jauh memiliki terbang lintas yang sangat menarik mendekat pada bulan September 2022.
Juno akan menukik sangat dekat dengan bulan Jupiter, Europa, melewati hanya 221 mil dari permukaan esnya. Badan antariksa berharap untuk menangkap rekaman rinci dari retakan, tanah es bulan. Europa adalah bulan milik Jupter, yang cukup menarik.
"Para ilmuwan hampir yakin bahwa tersembunyi di bawah permukaan es Europa adalah lautan air asin yang diperkirakan mengandung air dua kali lebih banyak daripada gabungan lautan di Bumi," tulis NASA.
"Europa mungkin tempat paling menjanjikan di tata surya kita untuk menemukan lingkungan masa kini yang cocok untuk beberapa bentuk kehidupan di luar Bumi," tambah pihak badan antariksa itu.