Selasa 07 Jun 2022 16:50 WIB

Rasialisme buat Pelatih Inggris Sulit Pilih Penendang Penalti

Inggris akan menghadapi Jerman di Stadion Allianz Arena, Munchen dini hari nanti.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pelatih timnas Inggris Gareth Southgate
Foto: EPA-EFE/VINCENT MIGNOTT
Pelatih timnas Inggris Gareth Southgate

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelatih tim nasional Inggris, Gareth Southgate mengakui pelecehan yang ditujukkan pada final Euro 2020 membuatnya kesulitan pilih eksekutor adu penalti. Saat itu Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka mendapatkan pelecehan rasialis karena gagal mencerak gol. 

Inggris akan menghadapi Jerman di Stadion Allianz Arena, Munchen pada Rabu (8/6/2022) dini hari WIB.  Jelang pertandingan Liga Bangsa Bangsa, Southgate ditanya soal pelecehan yang dialami oleh pemainnya akan terulang kembali. 

Baca Juga

"Kalau begitu kami merinding. Kami memiliki waktu 55 tahun untuk bicara soal penalti dan yang lainnya. Tapi kini kami memiliki lapisan sulit lainnya yang membyat kami sulit memenangkan apapun," kata Southgate dilansir dari laman Sportbible. 

"Secara tidak langsung, kami telah menciptakan lapisan sulit lain dalam mengatasi adu penalti. Saya harus benar-benar mempertimbangkannya karena ini sangat sulit," kata Southgate.

Saka menjadi salah satu pemain yang paling disoroti setiap Three Lions bertanding. Southgate tidak ingin lagi membiarkan insiden itu menimpanya. 

Padahal pemain Arsenal ini mencetak dua penalti untuk timnya musim ini. Termasuk di laga penting kontra Chelsea dan Manchester United. 

Inggris sendiri kesulitan untuk memiliki penendang penalti. Hanya ada Harry Kane yang menjadi andalan di setiap keputusan penying Southgate. 

Rashford masuk dalam daftar eksekutor jika dimasukkan ketika pergantian pemain di akhir babak. Tapi ada Bruno Fernandes yang masih bisa menjadi pilihan.

"Kami hanya memiliki Kane dan Rashford yang merupakan unggulan, disusul Bruno Fernandes. Kami harus melakukan pekerjaan itu. Mungkin mereka berlatih dengan klub," kata Southagate.

"Tapi kita harus melihat hasil latihan itu dinpemusatan latihan dan membuatnya benar-benar fojus. Kita melakukan apa yang kita bisa. Psikologi jelas mengambil bagian dan saya menyadari itu semua," ujar Southgate menambahkan.

Ditanya soal rasisme yang diterima pemainnya, Southgate mengakui bertanggung jawab atas itu. Apalagi Southgate pernah gagal mengeksekusi penalti di Euro 1996 silam.

"Saya harus memilih mereka dengan keyakinan bahwa mereka akan mencetak gol. Saya mencoba untuk menyeimbangkan apakah pertanyaannya adalah tentang rasisme itu sendiri dan apa yang anda identifikasi, bahwa ada lapisan lain dari kerumitan dalam membuat keputusan itu," kata Southgate.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement