REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, negaranya berkomitmen memberikan dukungan kuat bagi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Sokongan Turki untuk UNRWA akan dipertahankan dan berlanjut.
“Dukungan kuat kami untuk UNRWA akan terus berlanjut,” kata Cavusoglu lewat akun Twitter pribadinya setelah melakukan pertemuan dengan Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini di Ankara, Selasa (7/6/2022), dikutip laman Yeni Safak.
Lazzarini melakukan kunjungan selama dua hari ke Ankara. Selain Cavusoglu, dia pun menemui sejumlah pejabat tinggi Turki lainnya. Pertemuan mereka fokus membahas tentang tantangan yang dihadapi saat ini oleh para pengungsi Palestina.
“Pertemuan yang sangat produktif dengan Menteri Cavusoglu tentang dukungan Turki yang tak tergoyahkan untuk pengungsi Palestina pada saat tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Membahas cara-cara konferensi perjanjian yang akan datang untuk memobilisasi lebih banyak sumber daya,” tulis Lazzarini lewat akun Twitter-nya.
Awal tahun ini, UNRWA mengungkapkan mereka membutuhkan dana 1,6 miliar dolar AS. Uang itu diperlukan untuk mempertahankan layanan-layanan vital bagi jutaan pengungsi Palestina tahun ini. Mereka berharap komunitas internasional dapat memberikan kontribusi.
“Pendanaan ini akan memenuhi mandat Majelis Umum PBB untuk menyediakan jutaan pengungsi Palestina, layanan dan program penyelamatan jiwa, termasuk pendidikan, kesehatan serta bantuan makanan,” UNRWA dalam sebuah memo yang dikirim ke Middle East Monitor pada 18 Januari lalu.
Dana 1,6 miliar dolar yang dibutuhkan juga akan digunakan untuk mengatasi kebutuhan kemanusiaan pengungsi Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Suriah, dan Lebanon. Philippe Lazzarini sempat mengatakan masyarakat internasional mengakui peran lembaganya dalam menyelamatkan para pengungsi Palestina. UNRWA turut berkontribusi dalam menciptakan stabilitas di Timur Tengah.
"Pada tahun 2022, pengakuan itu harus didukung tingkat pendanaan memadai guna memenuhi momen kritis bagi para pengungsi Palestina. Kekurangan anggaran yang kronis mengancam mata pencaharian dan kesejahteraan para pengungsi Palestina yang dilayani UNRWA dan menimbulkan ancaman serius bagi kemampuan UNRWA untuk mempertahankan layanan,” ujar Lazzarini.
Dia menjelaskan, pandemi Covid-19 terus menimbulkan risiko kesehatan yang serius dan memperburuk kesulitan ekonomi di seluruh wilayah. “Sekarang diperkirakan 2,3 juta pengungsi Palestina hidup dalam kemiskinan. UNRWA adalah satu-satunya sumber kehidupan mereka yang tersisa,” kata Lazzarini.
Saat ini UNRWA masih menghadapi krisis pendanaan yang kronis. Hal itu mengancam keberlangsungan layanan dan program kemanusiaan mereka untuk jutaan pengungsi Palestina.