Jumat 10 Jun 2022 09:32 WIB

Separuh dari Total Kasus Cacar Monyet di Inggris Ditemukan pada Homoseksual

WHO catat terdapat lebih dari 1.000 kasus cacar monyet di dunia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
 Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bereaksi selama pembukaan Akademi Organisasi Kesehatan Dunia di Lyon, Prancis tengah, Senin, 27 September 2021.
Foto: AP/Denis Balibouse/Reuters Pool
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bereaksi selama pembukaan Akademi Organisasi Kesehatan Dunia di Lyon, Prancis tengah, Senin, 27 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) pada 7 Juni mencatat 18 kasus cacar monyet di Inggris dan satu kasus di Skotlandia, sehingga jumlah total kasus yang dikonfirmasi menjadi 321. Menurut data yang dirilis oleh UKHSA, lebih dari setengah kasus yang tercatat di Inggris ditemukan pada pria yang diidentifikasi sebagai homoseksual atau biseksual.  

Dari 190 kasus yang tercatat pada 6-31 Mei, sebanyak 111 kasus adalah laki-laki yang diidentifikasi sebagai homoseksual atau biseksual. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, ada risiko “nyata” bahwa cacar monyet menjadi berkembang di negara-negara non-endemik. Direktur Jenderal WHO, Tedros Ghebreyesus, mengatakan, saat ini WHO menerima laporan lebih dari 1.000 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dari 29 negara non endemik. 

Baca Juga

Tedros menambahkan, penularan kasus cacar monyet awalnya dilaporkan antara pria yang berhubungan seksual dengan sesama pria atau homoseksual. Namun kini, beberapa negara melaporkan penularan cacar monyet di komunitas dan beberapa kasus dialami oleh wanita.

“Kasus yang telah dilaporkan, tidak hanya terjadi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria.  Beberapa negara sekarang mulai melaporkan kasus penularan komunitas, termasuk beberapa kasus pada wanita,” kata Tedros, dilansir Anadolu Agency, Jumat (10/6/2022).

Tedros mengatakan, penyebaran penyakit ke beberapa negara non-endemik menunjukkan bahwa, ada penularan yang tidak terdeteksi untuk beberapa waktu. Tedros mengatakan, sejauh ini tidak ada kematian yang dilaporkan dalam wabah tersebut. Dia menambahkan, WHO tidak merekomendasikan vaksinasi massal terhadap cacar monyet. 

"Risiko cacar monyet yang berkembang di negara-negara non-endemik adalah nyata,” ujar Tedros.

Tedros mengatakan, virus cacar telah beredar di Afrika selama beberapa dekade. Tahun ini Afrika mencatat dengan lebih dari 1.400 kasus yang dicurigai dan 66 kematian terkait cacar monyet.

“Ini adalah cerminan yang disayangkan bahwa, komunitas internasional baru sekarang memperhatikan cacar monyet karena telah muncul di negara-negara berpenghasilan tinggi,” ujar Tedros.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement