REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT PLN (Persero) menyiapkan kelistrikan seluruh desa di Papua dan Papua Barat dengan dukungan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Hingga Mei 2022, PLN telah berhasil menerangi 198 desa di Bumi Cenderawasih dimana 122 desa di antaranya dilistriki menggunakan energi ramah lingkungan lewat Program Listrik Pedesaan.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Moch Andy Adchaminoerdin, menjelaskan pihaknya terus berupaya untuk melistriki desa-desa di Papua. "Kami terus berupaya menyelesaikan penugasan untuk melistriki desa-desa di Papua dan Papua Barat," ujar Andy di Jakarta, Sabtu (11/6/2022).
Bertambahnya jumlah desa berlistrik tersebut mendongkrak rasio desa berlistrik Papua dan Papua Barat yang saat ini telah mencapai 96,89 persen, naik 0,9 persen dari tahun sebelumnya.
Andy menambahkan, untuk menjawab tantangan yang ada dalam melistriki desa di Papua dan Papua Barat, PLN memiliki terobosan dengan menyediakan teknologi yang lebih memudahkan dalam proses pendistribusian alat terutama di daerah terpencil.
"Kami menggunakan PV SPEL (Stasiun Pengisian Energi Listrik berbasis PV module) dengan APDAL (Alat Pengisian Daya Listrik) berbasis energi surya untuk melistriki desa-desa terpencil yang saat ini sudah digunakan di 88 desa di Papua dan Papua Barat," papar Andy.
PLN kini memprioritaskan penggunaan pembangkit berbasis energi EBT yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya bersumber dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
“Pada tahun ini kami berencana akan membangun 48 PLTS kapasitas antara 10-120 kWp untuk melistriki 71 desa. Kami fokus menuntaskan desa yang telah dibangun jaringan isolated tegangan rendah," jelas Andy.
Selain fokus melistriki desa-desa, PLN juga terus meningkatkan keandalan sistem di kota-kota Papua dan Papua Barat.
Daya mampu pembangkit listrik saat ini mencapai 545 MW dengan beban puncak sebesar 424 MW. Sementara itu, rasio elektrifikasi Papua dan Papua Barat telah mencapai 96,84 persen.