REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Pemerintah Taiwan mengatakan, Selat Taiwan adalah jalur air internasional. Mereka mendukung kapal perang Amerika Serikat (AS) transit di sana. Komentar tersebut merupakan penentangan terbaru Taiwan terhadap China yang mengklaim wilayah tersebut, termasuk Taiwan, sebagai bagian dari teritorialnya.
“Selat Taiwan adalah perairan internasional, dan perairan di luar perairan teritorial kami tunduk pada prinsip ‘kebebasan laut lepas’ dari hukum internasional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Joanne Ou, Selasa (14/6/2022).
Oleh sebab itu, Taiwan mendukung kegiatan kapal perang AS di wilayah perairan tersebut. “Kami memahami dan mendukung kontribusi misi kebebasan navigasi AS untuk mempromosikan perdamaian serta stabilitas regional,” ucap Joanne.
Pada Senin (13/6/2022), juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin mengatakan, negaranya memiliki kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksi atas Selat Taiwan. “Ini adalah klaim palsu ketika negara-negara tertentu menyebut Selat Taiwan sebagai 'perairan internasional' untuk menemukan dalih guna memanipulasi masalah yang berkaitan dengan Taiwan dan mengancam kedaulatan serta keamanan China,” kata Wang.
Selat Taiwan telah menjadi sumber ketegangan militer antara China dan Taiwan. Dalam beberapa tahun terakhir, kapal perang AS dan terkadang kapal dari negara-negara sekutu seperti Inggris serta Kanada, berlayar melalui selat tersebut. Hal itu memicu kemarahan Beijing.
China diketahui mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik China. Taiwan selalu menyebut bahwa Beijing tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang terseret ke dalam konfrontasi.
AS, walaupun tak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, mendukung Taipei dalam menghadapi ancaman China. Bulan lalu, Presiden AS Joe Biden bahkan menyatakan bahwa negaranya siap mengerahkan kekuatan jika China menyerang Taiwan. Isu Taiwan menjadi salah satu faktor yang meruncingkan hubungan Beijing dengan Washington.