Rabu 15 Jun 2022 12:29 WIB

Wali Kota di Timur China Minta Maaf Melakukan Penguncian Panjang

Wali kota Dandong meminta maaf karena melakukan penguncian selama 50 hari

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
FILE - Dalam foto arsip 9 September 2017 ini, pengunjung berjalan melintasi Jembatan Rusak Sungai Yalu, kanan, di sebelah Jembatan Persahabatan yang menghubungkan China dan Korea Utara di Dandong di provinsi Liaoning, China timur laut.
Foto: AP Photo/Emily Wang
FILE - Dalam foto arsip 9 September 2017 ini, pengunjung berjalan melintasi Jembatan Rusak Sungai Yalu, kanan, di sebelah Jembatan Persahabatan yang menghubungkan China dan Korea Utara di Dandong di provinsi Liaoning, China timur laut.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Wali kota Dandong Hao Jianjun meminta maaf atas kegagalannya dalam menjalankan pemerintahan. Kota di timur laut China di perbatasan Korea Utara ini telah dikunci selama lebih dari 50 hari akibat penyebaran virus Corona.

Hao mengatakan, pekerjaan pemerintah dan layanan dasar tidak memuaskan. Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Senin (13/6/2022) malam, dia menyampaikan permintaan maafnya.

Sangat tidak biasa bagi seorang pejabat Partai Komunis berpangkat untuk secara terbuka mengakui kesalahan, terutama mengenai kebijakan garis keras "zero-Covid". Meskipun hanya melaporkan beberapa kasus, Dandong telah mengalami salah satu penguncian paling ketat di China.

Dalam komentar yang dilaporkan pada pertemuan dengan penduduk, Hao mengakui pengorbanan yang dilakukan oleh 2,4 juta warga kota. Dia mendengar suara keluhan di antara mereka atas pekerjaan pemerintah.

 

Hao menyatakan, Dandong sekarang akan bergerak ke tahap pengendalian pandemi yang akan lebih proaktif, lebih aktif, dan lebih efektif. Karena tidak dapat mengungkap sumber kasus baru, sebelumnya pejabat Dandong mengambil tindakan yang semakin ekstrem, beberapa di antaranya memiliki nilai ilmiah yang dipertanyakan seperti merekomendasikan warga untuk menutup jendela untuk mencegah virus masuk dari Korea Utara, meskipun kemampuannya menyebar melalui udara sangat terbatas.

Pihak berwenang juga telah menindak penyelundupan melintasi Sungai Yalu dengan Korea Utara, menawarkan insentif uang tunai untuk informasi tentang pihak yang terlibat. China telah lama berpendapat bahwa virus itu menyebar melalui kemasan dan permukaan lainnya, meskipun sedikit bukti yang menunjukkan bahwa itu adalah faktor yang signifikan.

Pejabat pada satu titik juga mengangkut penduduk dari seluruh blok apartemen ke karantina di kota Shenyang, sekitar 250 kilometer utara Dandong. Setelah mereka dibebaskan, ditemukan kasus positif yang memicu perpindahan itu terjadi di seorang penduduk gedung tetangga, yang menyebabkan kemarahan antara penduduk dan pihak berwenang.

Pemilik pabrik pengolahan kayu di Dandong Li Yueqing mengatakan, penduduk telah diizinkan keluar untuk berbelanja, tetapi belum ada kabar kapan pekerjaan normal dapat dilanjutkan. Aturan masih menuntut bahwa setiap bangunan dengan kasus positif ditemukan akan ditutup.

“Kami memahami situasi epidemi di kota ini masih belum stabil. Kami tidak tahu kapan tepatnya kami akan diizinkan untuk melanjutkan produksi,” kata  Li.

Penguncian yang lama telah menjadi norma dalam tanggapan Covid-19 China seperti yang sedang berlangsung di Shanghai. Sebagian besar dari 25 juta penduduk kota terbesar di China dan pusat keuangan utama dikurung di rumah atau lingkungan terdekat selama dua bulan atau lebih dan ratusan ribu terus berada di bawah pembatasan.

Sedangkan tanggapan di ibu kota Beijing lebih beragam, mungkin karena alasan politik. Meskipun banyak siswa telah dipaksa untuk menghadiri kelas daring dan distrik perbelanjaan serta kehidupan malam utama telah ditutup menyusul deteksi 287 kasus yang terkait dengan klub malam.

Hong Kong kini menghadapi jumlah kasus yang setiap hari telah meningkat. Kota itu mencatat 752 infeksi baru pada Selasa, naik dari 505 kasus pada 1 Juni. Angka yang meningkat itu muncul saat kota itu bersiap untuk peringatan 25 tahun penyerahannya dari Inggris ke daratan pada 1 Juli.

Untuk memerangi peningkatan infeksi di kota, otoritas kesehatan telah memperketat kebijakan. Kementerian Kesehatan Hong Kong menyatakan, penduduk yang berencana mengunjungi bar dan klub malam harus menunjukkan hasil tes antigen cepat negatif yang diperoleh dalam 24 jam terakhir mulai Kamis (16/6). Aturan baru datang karena sekitar 350 infeksi telah dikaitkan dengan bar dan klub malam sejak diizinkan untuk dibuka kembali bulan lalu.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement