REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito berharap adanya dua varian baru Omicron, BA4 dan BA5, tidak menyebabkan kenaikan kasus Covid-19 secara signifikan di Indonesia. Sebagai antisipasi, pemerintah akan terus meningkatkan upaya whole genome sequencing (WGS), melakukan studi epidemiologi sebaran varian, dan memastikan efektivitas alat testing khususnya di pintu-pintu masuk.
"Hal ini diharapkan dapat mendeteksi dan menangani kasus varian baru dengan lebih baik," kata Wiku, Kamis (16/6/2022).
Wiku mengingatkan, berdasarkan pengalaman sebelumnya menghadapi varian baru, seluruh pihak wajib meningkatkan kesadaran dalam menjalankan protokol kesehatan. Selain itu, segera lengkapi vaksinasi dosis kedua maupun vaksin booster bagi yang belum.
"Saat ini, ahli-ahli masih sepakat bahwa vaksin dinyatakan masih cukup efektif meningkatkan perlindungan dari beberapa varian baru yang ada," ujar Wiku.
Wiku menjelaskan, dua varian BA4 dan BA5 ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan awal 2022 ini dan dinyatakan WHO sebagai varian of concern pada 12 Mei 2022, lalu. Ini mengingat varian ini menyebabkan penularan yang cukup masif dan menyebabkan lonjakan kasus di negara lain.
Selain itu, menurut studi awal di Eropa, varian baru ini mengalami perubahan karakteristik yang lebih cepat menular dan mampu menghindari kekebalan tubuh yang sudah ada pasca infeksi Covid-19 pada varian sebelumnya. "Perlu diingat kesimpulan ini masih bersifat sementara dan membutuhkan studi lanjutan. Walau begitu tidak ditemukan adanya indikasi bahwa varian ini menyebabkan gejala yang lebih parah, peluang penularan varian ini dapat menurun jika seseorang telah divaksin dibandingkan yang belum divaksin walau sudah terinfeksi sebelumnya," ujarnya.