REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan komunitas internasional untuk memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan kepada rakyat Suriah. Dia menyebut, saat ini situasi kemanusiaan di negara tersebut masih tetap mengerikan.
Guterres mengatakan, kebutuhan bantuan untuk Suriah menyentuh titik tertinggi sejak negara tersebut dilanda perang sipil pada 2011. “Seruan kemanusiaan kami saat ini membutuhkan 4,4 miliar dolar AS untuk membantu orang-orang di dalam Suriah dan 5,6 miliar dolar AS untuk mendukung pengungsi di wilayah tersebut,” ujarnya saat berbicara di Dewan Keamanan PBB, Senin (20/6/2022), dikutip Anadolu Agency.
Menurut Guterres, 14,6 juta warga Suriah membutuhkan bantuan kemanusiaan dan 20 juta lainnya mengalami kerawanan pangan. Saat ini 90 penduduk negara tersebut hidup di bawah garis kemiskinan. Di barat laut Suriah, terdapat 2,8 juta orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, mengungsi. Mayoritas dari mereka tinggal di kamp atau pemukiman darurat.
"Tanggapan kemanusiaan besar-besaran yang dilakukan PBB dan mitranya di Suriah telah mencegah yang terburuk, tetapi lebih banyak diperlukan," ucap Guterres.
Di hadapan Dewan Keamanan PBB, Guterres menekankan tentang pentingnya menjaga dan memperluas akses, termasuk lewat operasi lintas-batas.
"Saya sangat mengimbau anggota Dewan (Keamanan) untuk mempertahankan konsensus tentang mengizinkan operasi lintas batas. Adalah keharusan moral untuk mengatasi penderitaan dan kerentanan 4,1 juta orang di daerah yang membutuhkan bantuan dan perlindungan,” katanya.
Konflik sipil Suriah pecah pada 2011. Konflik yang berlangsung selama 11 tahun telah menyebabkan sekitar 500 ribu orang tewas. Pertempuran pun menyebabkan jutaan warga Suriah mengungsi ke negara-negara tetangga, termasuk ke Eropa.