Rabu 22 Jun 2022 17:45 WIB

Kawasan Tekstil Cigondewah Resmi Jadi Kampung Kreatif Wisata Kota Bandung

Deklarasi KTC sebagai kampung kreatif wisata diharapkan memicu kemandirian masyarakat

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Wali Kota Yana meresmikan Kampung Wisata Kreatif Cigondewah sebagai kawasan wisata dan sentra belanja Kota Bandung, Rabu (22/6/2022). Dea Alvi Soraya
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Wali Kota Yana meresmikan Kampung Wisata Kreatif Cigondewah sebagai kawasan wisata dan sentra belanja Kota Bandung, Rabu (22/6/2022). Dea Alvi Soraya

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG—Pusat tekstil Cigondewah, atau dikenal sebagai Kawasan Tekstil Cigondewah (KTC) diresmikan sebagai salah satu Kampung Kreatif Wisata Kota Bandung, bersama empat kampung wisata kreatif lainnya yang sejauh ini berada di Braga, Cigadung, Binong Jati dan Cinambo. Wali Kota Bandung Yana Mulyana, yang hadir dan meresmikan langsung KTC sebagai Kampung Kreatif Wisata, mengatakan, pendeklarasian KTC sebagai kampung kreatif wisata diharapkan dapat menjadi pemacu pemberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam mengembangkan potensi sumber daya tekstil di wilayah tersebut. Dia juga mengatakan akan memasukan KTC dadlam paket-paket wisata belanja Kota Bandung. 

“Intinya kita mendorong agar KTC ini dapat lebih berkembang dan lebih memberdayakan lagi perekonomian di sekitarnya,” kata Yana kepada awak media di KTC, Rabu (22/6/2022). 

Baca Juga

“Kami akan mendorong agar kawasan ini masuk dalam paket wisata, termasuk melalui kerja sama dengan Bandung Barat. Semoga nanti kami bisa bekerja sama juga dengan Kabupaten Bandung untuk pariwisata,” imbuhnya. 

Yana juga menjanjikan akan memperbaiki dan mengembangkan sarana prasarana pusat tekstil yang telah berkembang sejak 1980an ini. Meski telah direlokasi pada 2007, namun kapasitas KTC masih terbilang kecil, terlebih jika merujuk pada lahan parkir dan jumlah pedagang di kawasan ini. 

“Saat ini ada sekitar 300an pedagang, lahan kita memang tidak terlalu luas, apalagi lahan parkir, mungkin hanya dapat menampung 80-90 mobil saja, kalau motor mungkin bisa lebih banyak. Tapi kalau pengunjung terlalu membeludak, kami juga akan kerepotan,” kata Dede Rustiawan, pengelola sekaligus keluarga pendiri KTC, saat ditemui Republika, Rabu (22/6/2022). 

Dia mengatakan, sejauh ini, khususnya selama pandemi, memang mayoritas pedagang lebih masif menjajakan dagangannya melalui platform digital sehingga aktivitas transaksi jual beli secara langsung cenderung lebih sedikit. Dia juga mengatakan bahwa konsumen KTC memang lebih banyak berasal dari kalangan pengelola bisnis tekstil atau konveksi.

“Pasar ini keliatannya memang sepi, tapi sebenarnya lebih masif di online, apalagi pelanggan kita memang lebih banyak dari industri konveksi atau pengusaha fesyen, walaupun ada juga warga yang beli satuan kesini,” kata Dede. 

Dia menjelaskan, KTC ini sejatinya merupakan inisiasi dari pembentukan KTC didasari oleh keinginan almarhum Kurnaen Wiriadisastra untuk memberdayakan warga sekitar Cigondewah yang saat itu memang banyak bergelut di bidang tekstil, khususnya kain. Dede mengatakan, sebelum dikumpulkan dalam satu kawasan, seluruh warga menjajakan dagangan kainnya sepanjang jalan yang tak jarang menimbulkan kemacetan di wilayah tersebut. 

Akhirnya pada tahun 1980, Kurnaen memutuskan untuk membeli sebidang lahan secara bertahap di Jalan Tanjakan Ma’aren yang kini dikenal sebagai Jalan Cigondewah Rahayu. Awalnya, pedagang yang memenuhi lahan tersebut justru berasal dari luar Cigondewah. Namun lambat laun, seiring banyaknya wisatawan yang datang untuk berbelanja kesana, banyak pedagang sekitar KTC akhirnya memutuskan untuk bergabung. 

“Awalnya malah dari luar (Cigondewah), ada dari Padang, atau pedagang dari Pasar Baru, jumlahnya juga sedikit, bisa dihitung jari. Tapi lama-lama terus bertambah dan lahan juga terus diperluas hingga saat ini,” kata Dede. 

Meski begitu, Dede mengaku bahwa keterbatasan lahan masih menjadi masalah yang belum ditemukan solusinya. Dia berharap, dengan diresmikannya KTC menjadi Kampung Kreatif Wisata Kota Bandung, maka Pemerintah Kota Bandung dapat membuka akses yang lebih luas bagi KTC untuk dapat mengembangkan sayapnya. 

“Semoga dengan peresmian ini, semakin banyak masyarakat yang tau dan tertarik untuk datang dan berbelanja di KTC, karena memang keterbatasan lahan masih menjadi masalah kami hingga saat ini,” ungkapnya. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement