Jumat 24 Jun 2022 05:59 WIB

Iran Perintahkan AS Bayar Kompensasi untuk Keluarga Ilmuwan Nuklir

Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan ilmuwan nuklir sepuluh tahun yang lalu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
File foto 1 September 2014 ini, menunjukkan reaktor riset nuklir di markas besar Organisasi Energi Atom Iran, yang online dengan bantuan Amerika pada tahun 1967 - sebelum Revolusi Islam Iran tahun 1979 merenggangkan hubungan antara kedua negara, di Teheran.
Foto: AP Photo/Vahid Salemi
File foto 1 September 2014 ini, menunjukkan reaktor riset nuklir di markas besar Organisasi Energi Atom Iran, yang online dengan bantuan Amerika pada tahun 1967 - sebelum Revolusi Islam Iran tahun 1979 merenggangkan hubungan antara kedua negara, di Teheran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pengadilan di Teheran memerintahkan pemerintah Amerika Serikat (AS) membayar 4 miliar dolar AS ke keluarga ilmuwan nuklir Iran yang tewas terbunuh dalam sebuah serangan beberapa tahun lalu. Putusan simbolis ini dilaporkan media pemerintah Iran.

Putusan ini juga diumumkan saat hubungan Iran dan Barat semakin memanas. Sebab, beberapa tahun terakhir Teheran mendorong kemajuan program nuklir mereka dengan cepat. Sementara negosiasi untuk menghidupkan perjanjian nuklir masih mengalami kemandekan.

Baca Juga

Teheran menyalahkan Israel atas pembunuhan ilmuwan nuklir sepuluh tahun yang lalu. Tapi Iran tidak menyinggung langsung musuhnya dikawasan itu. Iran tidak mengakui Israel sejak revolusi 1979 yang menggulingkan kerajaan pro Barat.

Pengadilan hanya menyinggung Israel dalam pernyataan AS mendukung "rezim Zionis " dalam "kejahataan terorganisir" pada korban. Tidak diketahui bagaimana keputusan pengadilan akan dijalankan. AS tidak memiliki aset di Iran yang dapat disita pengadilan.

Namun cabang pengadilan yang didedikasikan untuk meninjau aduan Iran terhadap AS memanggil 37 mantan penjabat AS. Seperti mantan Presiden Barack Obama dan Donald Trump serta mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, mantan utusan AS untuk Iran Brian Hook dan mantan Menteri Pertahanan Ashton Carter.

Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Langkah ini memukul keras pendapatan minyak dan transaksi internasional Iran.

Presiden AS Joe Biden ingin membawa kembali Washington ke perjanjian tersebut. Tapi perundingan mengenai hal itu mengalami kebuntuan setelah AS menetapkan Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teroris.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement