REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDIP menegaskan sikap tidak akan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Juru Bicara PKS, Muhammad Kholid, menghormati keputusan dan sikap PDIP tersebut.
"Tentu itu adalah hak prerogatif, hak kedaulatan partai PDIP untuk tidak mau berkoalisi dengan PKS," kata Kholid kepada Republika, Jumat (24/6/2022).
Namun Kholid mengatakan sebagai anak bangsa dirinya mengingatkan sebuah pepatah Jawa yang menyebut 'ngono yo ngono ning ojo ngono'. Dirinya mengingatkan PDIP agar tidak berlebihan dalam bersikap.
"Marilah kita sebagai partai politik menunjukkan politik kebangsaan yang damai, yang sejuk, yang menunjukkan kolaborasi bukan polarisasi," ujarnya.
Dirinya juga mengingatkan istilah Jawa yang berbunyi adigang, adigung, adiguna. "Ketika kita memiliki kekuasaan gunakanlah itu dengan bijaksana," imbaunya.
Sebelumnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto mengucapkan selamat atas dibentuknya koalisi antara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasdem. Secara khusus, Hasto menegaskan, PDIP tidak akan berkoalisi dengan PKS.
"Ya itu bagus sekali ada partai yang secara dini membangun koalisi antara Nasdem dengan PKS, PDI Perjuangan mengucapkan selamat atas koalisi Nasdem dan PKS tersebut," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/6)
Hasto mengatakan, bagi PDIP, yang dilakukan saat ini adalah fokus turun ke masyarakat menyerap aspirasi untuk membantu memulihkan masyarakat dari dampak pandemi Covid-19.
Saat ditanya peluang PDIP gabung dalam koalisi tersebut, Hasto menegaskan PDIP tidak akan bekerja sama dengan PKS. "Ya kalau dengan PKS tidak," ujarnya.