REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendampingi Chairman Hon Hai Precision Industry Co Ltd (Foxconn) Young Liu bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada Sabtu (25/6/2022) lalu. Pertemuan tersebut membahas tindak lanjut Nota Kesepahaman yang telah disepakati sebelumnya terkait rencana investasi Foxconn, Gogoro, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan PT Indika Energy Tbk di Indonesia.
Adapun nilai rencana investasi tersebut sebesar 8 miliar dolar AS. Diperkirakan penyerapan tenaga kerja lebih dari 10 ribu orang.
Dalam pertemuan itu, Bahlil mengungkapkan, Presiden Joko Widodo sangat mengapresiasi rencana investasi Foxconn yang akan berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta nasional dengan melibatkan pengusaha lokal dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kementerian Investasi/BKPM diperintahkan melakukan pengawalan rencana investasi Foxconn sampai terealisasi.
"Bapak Presiden memerintahkan kami segera mengawal sampai pada tahap eksekusi. Presiden berharap ini segera terealisasi dan satu konsep yg paling disenangi Presiden ini adalah kolaborasi BUMN, PMA dan swasta nasional yg melibatkan pengusaha lokal dan UMKM," jelas Bahlil.
Ia mendorong agar rencana investasi Foxconn ini berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah dengan berbagai insentif yang ditawarkan oleh Pemerintah Indonesia. KIT Batang menjadi salah satu lokasi yang menjadi bagian dari pembangunan ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia, saat ini telah masuk investasi dari Hyundai dan LG asal Korea Selatan.
Bahlil pun menyatakan, Foxconn juga berminat investasi di Ibu Kota Negara (IKN). "Harapannya bisa betul-betul terjadi dan berjalan dengan baik. Mereka juga berkeinginan masuk invetasi di IKN. Jadi tidak benar kalau ada orang mengatakan IKN tidak ada investasi. Banyak yang masuk," tuturnya.