Jumat 01 Jul 2022 22:43 WIB

Putin: Sanksi Barat Dorong Percepatan Integrasi Rusia-Belarus

Rusia dengan Belarus bertujuan memperluas kerja sama dengan negara sahabat.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, tekanan politik dan serangkaian sanksi Barat telah  mendorong percepatan integrasi Belarus dengan Rusia. Putin pada Jumat (1/7/2022) mengatakan, penyatuan Rusia dengan Belarus bertujuan untuk mengembangkan kompetensi baru dan memperluas kerja sama dengan negara sahabat.

"Tekanan (Barat) itu mendorong kami untuk mempercepat proses penyatuan. Ini bertujuan untuk meminimalkan kerugian akibat sanksi ilegal, mempermudah penguasaan output produk yang dibutuhkan, mengembangkan kompetensi baru, dan memperluas kerja sama dengan negara sahabat,” kata Putin, dilansir Aljazirah, Jumat (1/7/2022).

 

Belarus telah bergerak untuk berintegrasi dengan Rusia sejak menandatangani perjanjian pada 1997. Perjanjian ini bertujuan untuk memperkuat hubungan  setelah pembubaran Uni Soviet. Di bawah Union Treaty, setiap negara bagian tetap berdaulat. Namun memberikan hak tinggal dan kewarganegaraan kepada warga negara lainnya.

 

Antusiasme Presiden Belarus, Alexander Lukashenko terhadap Moskow telah meningkat. Dia menjadi lebih dekat ke Putin pada 2020, ketika Rusia memberikan dukungan kepada tindakan keras Minsk terhadap protes anti-pemerintah. Pada 24 Februari tahun ini, Lukashenko mengizinkan Rusia untuk menggunakan Belarus sebagai pangkalan ketika Moskow meluncurkan invasi ke Ukraina.

 

Awal pekan ini, para pemimpin negara  Kelompok Tujuh (G7) dan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO),  mengecam integrasi militer Belarus dengan Moskow dalam kerangka strategis baru. Integrasi ini merupakan ancaman langsung bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan.

 

Pekan lalu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, Rusia dan Belarus harus mengambil tindakan bersama untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan kesiapan tempur pasukan mereka. Pada Ahad (26/6/2022) Putin mengatakan, Rusia akan segera menempatkan rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir di Belarus. Sementara pada Kamis (30/6/2022) Lukashenko mengatakan, Rusia “harus siap” menanggapi ancaman nuklir dari kekuatan Barat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement