REPUBLIKA.CO.ID, TANGSEL – Kebijakan Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel) dalam membatasi jam operasi truk tonase besar pada pagi hari pukul 06.00-10.00 WIB dan sore mulai pukul 16.00-20.00 WIB di Jalan Raya Serpong dinilai tidak efektif mengatasi kemacetan. Pasalnya, kemacetan masih berlangsung dan semakin parah.
Menurut Anggota DPRD Kota Tangsel, Rizki Jonis, Pemkot Tangsel harus tegas dalam menyelesaikan kemacetan. Menurutnya, dampak dari kemacetan tersebut infrastruktur jalan akan cepat rusak. "Kalau begini terus, berimbas pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan banyak pengusaha dirugikan," ujarnya, Jumat (9/12).
Pengusaha, terutama pengusaha kuliner banyak yang mengeluhkan keadaan tersebut. “Pelanggan yang mau makan harus berlama-lama di jalan karena terjebak macet,” ujar Dina, pemilik salah satu rumah makan di Serpong. "Kemacetan ini menurunkan omset kami, warga yang pergi makan tidak mau terjebak kemacetan."
Tak hanya Jalan Raya Serpong, kemacetan pun kerap terjadi di Jalan Raya Dewi Sartika, Ciputat, serta Jalan Siliwangi, Pamulang. Salah seorang pengendara bernama Andriyati (35), warga Jakarta Selatan, mengatakan keberadaan angkot yang berhenti sembarangan itu sangat mengganggu.
Ia berharap Pemkot Tangsel segera menertibkan mereka dan memberikan fasilitas yang memadai untuk para penumpang dan angkutan umum tersebut. "Apalagi kalau angkot yang menaikkan dan menurunkan penumpang seenaknya dan terkadang berhenti seenaknya di tengah jalan," ketus Andriyati.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi Kota Tangsel, Nurdin Marzuki, saat dihubungi mengatakan kemacetan merupakan masalah bersama. Bukan hanya Pemkot Tangsel saja, tetapi masyarakat juga harus berperan dan mempunyai kesadaran agar tertib di jalan.
Menurutnya, kemacetan di wilayah Tangsel juga diakibatkan oleh banyaknya kendaraan yang tidak tertib dengan parkir di bahu jalan. Hal ini membuat arus lalu lintas menjadi tersendat. “Parkir sembarangan juga membuat kemacetan kian parah, itu juga harus dibenahi. Kalau ada rambu atau marka jalan pengemudi tidak bisa seenaknya,” ujarnya.