REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH - Sudah hampir tujuh tahun bus Transjakarta menjadi salah satu moda transportasi pilihan bagi masyarakat Jakarta. Tak hanya itu, bus Transjakarta juga dapat dikatakan sebagai angkutan transportasi favorit bagi warga Ibukota.

Meski begitu, pelayanan yang diberikan oleh pihak Transjakarta dinilai Komunitas Suara Transjakarta (KST) sama sekali tak ada peningkatan. Bukan hanya pelayanan saja yang dikeluhkan melainkan juga perbaikan sarana maupun prasarana, seperti armada dan halte bus.

"Kami sudah pernah mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk melakukan perbaikan sarana melalui dialog dengan Kepala Badan Layanan Umum (BLU)," ujar Pembina Komunitas Suara Transjakarta, Yanto Sugiharto, Selasa (20/12). Menurut Yanto, meski sudah melakukan dialog, hingga saat ini belum ada solusi konkret dari pihak BLU Transjakarta.

Padahal, imbuhnya, kondisi bus Transjakarta semakin memburuk dari waktu ke waktu."Pendingin ruangan juga kerap bocor, dan pegangan bagi penumpang yang berdiri sudah copot. Selain itu, lantai bus juga banyak yang mulai mengelupas," katanya menambahkan.

Ia menuturkan, lambannya perbaikan sarana dan prasarana angkutan Transjakarta ini menurutnya terkendala dengan adanya sistem birokrasi. Seharusnya BLU Transjakarta mengubah strategi pengaturan keuangan atau membentuk semacam Strategic Business Unit (SBU), yang dapat mengurus keuangan sendiri. Tujuannya agar perbaikan dan perawatan tidak perlu menunggu sistem birokrasi yang berbelit.

"Sekarang ini kan nggak bisa seperti itu. Ibarat manusia, laparnya sekarang baru dikasih makan dua bulan kemudian. Sama seperti bus Transjakarta, butuh perawatan sekarang, uangnya baru turun dua bulan kemudian," ujar Yanto.

Ikuti Whatsapp Channel Republika