REPUBLIKA.CO.ID, -- Pasca kejadian maut yang merenggut nyawa isteri pedangdut Saipul Jamil, Virginia Anggraeni, pada Sabtu 3 September 2011, kasus kecelakaan di ruas Tol Cipularang tetap tak ada habisnya. Meskipun tak seheboh kematian Virginia, tapi tetap saja kecelakaan di ruas tol penghubung Jakarta-Bandung via Purwakarta itu mendapat perhatian serius masyarakat.
Tita Sopandi (43 tahun), warga Kelurahan Cipaisan, Purwakarta, mengatakan, hampir setiap pekan melihat tayangan televisi tentang kecelakaan di Cipularang. "Sejak kematian isteri Saipul Jamil, Tol Cipularang jadi heboh. Bahkan, dampaknya masih terasa sampai sekarang," kata dia, kepada Republika, Rabu (14/3).
Diakui Tita, kecelakaan di Tol Cipularang banyak yang mengaitkannya dengan hal-hal mistis. Tapi, dirinya meyakini kecelakaan itu sebagian besar akibat human error.
Alasannya, saat melaju di tol, pengendara selalu ingin menginjak gas lebih dalam. Ruas tol itu ibarat sirkuit balap. Tak hanya kendaraan pribadi, kendaraan umum seperti bus dan travel juga sering "ngebut" di sana. "Keluarga saya saja hampir celaka ketika melewati Cipularang menuju Bandung, tadi," kata Tita.
Kecelakaan teranyar, terjadi Rabu (14/3) pagi. Truk bernomor polisi B-9057-TX mengalami kecelakaan di KM 80 jalur B. Lokasi kejadian masuk wilayah Kampung/Desa Maracang, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta. Sopir beserta kernetnya tewas di lokasi.
Truk boks yang dikemudikan Bambang Irawan (41 tahun), warga Jl Tahun 100 RT 2/2, Sudimara, Tangerang, menabrak bagian belakang truk fuso bernomor polisi B-9784-HH yang dikemudikan Zaenal. Bambang dan kernet yang belum diketahui identitasnya, tergencet bodi kendaraan.
Kanit Laka Polres Purwakarta Iptu Rullyanto Fahroon, mengatakan untuk kesekian kalinya kasus tabrak belakang ini terjadi di ruas Tol Cipularang. Sebagian besar, kecelakaan di jalan bebas hambatan itu penyebabnya adalah tabrak belakang. Human error menjadi penyebab utama. Dugaan sementara, sopir truk boks mengantuk.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, kata Rully, kecelakaan di tol ini akibat kesalahan pengemudi. Sopir kendaraan, cenderung memaksakan diri melajukan kendaraannya. Padahal, secara fisik tidak memungkinkan.
Rully mencontohkan, ketika sopir mengantuk tapi tetap melanjutkan perjalanan. Imbauan yang banyak dipasang, tak digubris. "Kecepatannya juga melebihi batas maksimal 100 kilometer per jam," jelasnya.
Selama Maret 2012, Rully menyebutkan sudah tercatat 10 kecelakaan dengan modus tabrak belakang. Delapan orang tewas. Lebih dari sepuluh orang terluka.