Jumat 16 Mar 2012 14:09 WIB

Musim 'Baratan' Tiba Lagi, Nelayan Kembali tak Melaut

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Nelayan tidak melaut, ilustrasi
Foto: Wordpress
Nelayan tidak melaut, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Baru satu bulan menghilang, namun gelombang tinggi dan cuaca buruk di lautan  kembali datang. Nelayan tradisional pun terpaksa gigit jari lagi karena tak bisa melaut.

‘’Gelombang tinggi datang secara tiba-tiba tanpa bisa diprediksi,’’ tutur seorang nelayan di Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Jajo, 43 tahun, Jumat (16/3).

Jajo mengatakan, kondisi cuaca yang dikenal dengan istilah baratan itu kembali muncul seminggu yang lalu. Nelayan yang menggunakan perahu tradisional akan terancam bahaya jika memaksakan diri melaut. Pasalnya, perahu tak akan bisa menahan gelombang setinggi lebih dari dua meter itu.

Karenanya, Jajo mengatakan, nelayan tradisional lebih memilih tak melaut sambil memantau perkembangan cuaca. Jikapun melaut, maka hanya di perairan yang dekat dengan daratan. Jadi kalau gelombang tinggi datang, kami bisa segera pulang,’’ kata Jajo.

Selain menyusahkan nelayan tradisional, musim baratan juga membuat para petambak was-was. Mereka khawatir, gelombang tinggi akan menghempas tambak yang berisi bandeng dan udang.

Ketua Serikat Nelayan Tradisional (SNT), Kajidin, mengungkapkan, musim baratan kali ini memang susah diprediksi. Nelayan pun terpaksa tidak bisa melaut dengan leluasa. ‘’Melaut paling sehari, terus libur dua hari karena cuaca buruk,’’ tutur Kajidin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement