REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --Sekitar 50an mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa Peduli UGM (Garpu), menggelar aksi menggugat Pemilihan Rektor (Pilrek) UGM, Rabu (14/3).
Aksi dilakukan sejak pukul 08.00 WIB dari Bundaran UGM. Dalam aksinya, Garpu membawa tiga keranda mayat sebagai simbol kematian demokrasi yang ada di UGM. Humas Aksi, Padhu mengungkapkan, pihaknya sangat kecewa dengan kinerja Panitia Ad-Hoc dan Majelis Wali Amanah dalam prosesi pemilihan rektor kali ini. Pasalnya, PAH dan MWA dinilai tidak serius menggelar perhelatan mencari sosok orang nomor satu di UGM tersebut.
"Terbukti, tahapan pemilihan rektor ditunda-tunda," kata dia.
Dalam orasinya, dia menyatakan bahwa PHA menerapkan dualisme peraturan terkait pemilihan rektor kali ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya keputusan pembatasan usia calon rektor UGM. Selain itu, PAH dan MWA tidak serius untuk menyelenggarakan Pilrek.
Dalam aksinya, massa meminta ketua MWA Sofyan Effendi untuk turun dari jabatan ketua MWA. Untuk menggambarkan kekecewaan tersebut, rencananya massa aksi akan membekar tiga keranda tersebut di depan rektorat UGM.
"Akan kita bakar di depan rektorat," ungkap Pandhu.
Usai menggelar orasi di Bundaran UGM, massa melanjutkan aksinya menuju Rektorat UGM melalui jalan Kaliurang. Mereka akan melanjutkan aksinya direktorat hingga MWA dan PAH menemui mereka
Usai menggelar orasi di Bundaran UGM, massa melanjutkan aksinya menuju Rektorat UGM melalui jalan Kaliurang. Mereka akan melanjutkan aksinya direktorat hingga MWA dan PAH menemui mereka.