REPUBLIKA.CO.ID,JOMBANG--Petugas Kepolisian Sektor Ngoro, Kabupaten Jombang menyelidiki penyebab ambruknya atap sekolah MtsN Ngrembang, Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Jombang yang melukai puluhan siswanya.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Ngoro Ajun Komisaris Polisi (AKP) Tunggul Yahman, Sabtu mengatakan, ambruknya atap tersebut diduga karena kesalahan komposisi bahan (bestek). "Hal itu karena rangkaian atap sekolah yang terbuat dari galvalum yang tidak kuat menahan beban genting, sehingga ambruk," ucapnya.
Namun demikian, kata dia, untuk memastikan penyebabnya terjadinya atap ambruk tersebut pihaknya masih terus melakukan penyelidikan terkait dengan kasus ini. "Kami masih melakukan penyelidikan, dan kami juga akan memanggil sejumlah saksi serta kontraktor proyek untuk mengetahui dengan jelas apa penyebabnya," ujarnya.
Selain petugas dari Polsek Ngoro, sejumlah petugas Reskrim Polres Jombang juga mendatangi lokasi ambruknya atap galvalum MTsN Ngrembang Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro.
Petugas yang datang itu kemudian memasang garis polisi serta membawa serpihan bahan atap dari galvalum untuk dijadikan barang bukti. "Galvalum ini kami amankan untuk barang bukti, dan kami masih menyelidiki apa penyebab ambruknya bangunan tersebut," paparnya.
Ia juga akan meminta visum bagi masing-masing korban yakni siswa sekolah yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit dan puskesmas.
Sementara itu, Kepala MTsN Ngrembang, Imam Sumadi, mengatakan sekolah yang ia pimpin itu dibangun pada April 2010 dengan sumber dana dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 600 juta lebih.
"Saat itu, sebanyak sembilan lokal dibangun dan pada bulan Juni 2010 proyek itu diserahkan oleh kontraktor, dan hari ini atap sekolah di tiga lokal mengalami ambruk dan melukai puluhan siswa," katanya.
Sebelumnya, puluhan murid MTsN Ngrembang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang terpaksa harus dibawa ke rumah sakit akibat tertimpa atap ruangan kelas yang ambrol.
Peristiwa naas tersebut terjadi saat puluhan siswa di tiga kelas sedang melakukan proses belajar mengajar di kelas VII A, VII B, dan VIII B. Tiba-tiba suasana belajar dikagetkan dengan runtuhnya plafon dan atap kelas yang menyebabkan beberapa siswa pun terkena runtuhan atap kelas hingga mengalami luka yang cukup serius.