REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Gunung Lokon kembali meletus pada Ahad (17/7) pukul 10:34 WITA. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta agar masyarakat sekitar waspada.
"Tinggi letusan 3500 meter dari kawah. Kami telah berkoordinasi dengan BMKG dan Bandara Sam Ratulangi guna memperhatikan keselamatan penerbangan dari dan ke arah bandara," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, melalui pesan singkatnya kepada Republika.
Sebelumnya diberitakan Gunung Lokon meletus dua kali, yakni Sabtu (16/7) pada pukul 02.47 WITA dan pukul 05.15 WITA. Sejak 10 Juli lalu, status gunung yang terletak di Tomohon, Sulawesi Utara, tersebut telah ditingkatkan dari Siaga menjadi Awas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi.
Sebanyak 3.947 pengungsi Gunung Lokon yang saat ini berada di empat titik akan disebar ke 23 titik pengungsi di Balai Pertemuam Umum (Balai Desa) dan Unima. Hingga hari ini, terdapat sebanyak 5.205 pengungsi.
Sesuai kesepakatan rapat koordinasi di Posko Penanggulangan Bencana Letusan Gunung Lokon semalam yang dihadiri berbagai instansi, telah diputuskan pengungsi harus direlokasi Ahad ini. Alasan relokasi karena empat titik tersebut adalah sekolah yang Senin (18/4) besok akan mulai aktivitas belajar. Sekolah tersebut adalah SMA Kristen Binous, SMA Kristen 1 dan 2, SMP 1 Tomohon, dan SD GMIM.
Pengungsi kelompok rentan (lansia, perempuan hamil, penderita cacat, balita) dan keluarganya akan direlokasi dalam satu titik lokasi di FIS Unima. Tercatat ada 991 orang pengungsi kelompok rentan. Dapur umum, transportasi, pos kesehatan, dan lainnya disiapkan untuk relokasi tersebut.