Selasa 16 Aug 2011 09:51 WIB

Gubernur Kalbar Berang, Warga Perbatasan Mau Kibarkan Bendera Malaysia

Bendera Malaysia. Ilustrasi
Foto: .
Bendera Malaysia. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NGABANG-- Gubernur Kalimantan Barat Cornelis menegaskan, masyarakat perbatasan di Kabupaten Sintang wajib mengibarkan Bendera Merah Putih dan dilarang mengibarkan bendera negara lain.

"Tidak usah (mengibarkan bendera negara lain) begitu lah. Kalau ada kepincangan-kepincangan pembangunan nanti tiap tahun akan kita perbaiki," kata Gubernur Cornelis di Ngabang, Landak, Selasa. Hal ini ditegaskan Gubernur terkait adanya ancaman masyarakat perbatasan di Kabupaten Sintang yang akan mengibarkan bendera Malaysia pada HUT Kemerdekaan RI.

"Kalau memang masyarakat di perbatasan merasa tidak dapat distribusi pembangunan ya, jangan merajuk, Kalimantan Barat ini luas lho. Tapi seperti dari Sambas sampai perbatasan kita diberi bantuan, tapi ya memang di bawah (pemerintah daerah) harus serius dan bertanggungjawab," ungkap Cornelis.

Ia mengatakan, terkait ribut-ribut warga yang akan mengibarkan bendera Malaysia di Kabupaten Sintang, bupati setempat belum melapor dengan dirinya untuk minta bantuan. Namun, kalau memang tidak perlu bantuan silahkan diurus saja masyarakatnya.

"Bupati belum ada lapor dengan kita minta bantuan. Kalau tidak ya urus sendiri karena perbatsan itu 'kan hanya nama doang tapi rakyatnya adalah warga Sintang," ujar Cornelis mantan Bupati Landak ini.

Jadi antara bupati dan gubernur itu sudah berbagi tugas. Karena mulai dari presiden, gubernur, bupati/wali kota, camat dan kepala desa sudah ada tugasnya masing-masing. "Makanya, ada urusan wajib dan urusan pilihan. Kalau saya duluan maju nanti repot urusannya menjadi tegang," kata Cornelis.

Apakah ancaman pengibaran bendera Malaysia di perbatasan ada unsur politik menjelang Pemilihan Gubernur 2012 nanti, Cornelis yang juga Ketua PDI Perjuangan Kalbar itu langsung menjawab kalau bicara politik, pemerintahan itu juga berbicara politik.

"Jadi persaingan apapun kalau tetap aku lawan, tapi kita bersaing secara 'fair;, sehat. Karena kita ini pembelajaran politik main harus sesuai aturan yang berlaku. Bersaing boleh tapi sepanjang dalam koridor," kata Cornelis. (PSO-271)

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement