Rabu 17 Aug 2011 21:04 WIB

Sepinya 17 Agustus di Batam

Kawasan perdagangan di Batam
Kawasan perdagangan di Batam

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM-- Pesta perayaan Hari Kemerdekaan RI di Kota Batam yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia, sepi dari kemeriahan. Dari pantauan di sekitar Kota Batam, Rabu, tidak ada perlombaan dan pesta permainan rakyat yang biasa dimainkan kala memeriahkan HUT RI.

Pesta anak pantai yang biasanya diadakan kecamatan-kecamatan di Batam, urung dilaksanakan. Seorang warga Baloi, Arif Rahman, mengatakan menyesal tidak adanya kegiatan di hari lahirnya Bangsa Indonesia.

"Biasanya ramai, tapi kenapa tahun ini sepi sekali," kata dia. Menurut dia, sepinya perayaan 17 Agustus bukan karena bertepatan dengan Ramadhan, namun karena rasa nasionalis warga perbatasan semakin menipis.

"Tahun lalu juga bertepatan dengan bulan puasa, tetapi suasana tetap ramai," kata dia. Hal senada dikatakan warga Batam Kota, Susianti, bahwa perayaan HUT RI ke-66 di Batam kali ini terasa sangat sepi. "Sekarang tidak seperti 17 Agustus tahun-tahun sebelumnya, tetapi seperti hari biasa saja," kata dia.

Selain sepi dari perayaan, pemasangan bendera merah putih juga sepi di perbatasan Indonesia. Kompleks rumah toko, perumahan warga, bahkan kantor-kantor jarang yang memasang bendera merah putih, sebagai simbol merayakan hari kemerdekaan.

"Tidak ada imbauan, jadi tidak saya pasang," kata warga Tiban, Mulyadi. Nyaris seluruh ruko yang terletak di kompleks-kompleks sepanjang Jalan Regatta hingga Simpang Jam tidak memasang bendera merah putih.

Merah putih hanya nampak di gerbang ruko. Itu pun hanya sepasang kiri dan kanan. Sedangkan setiap unit ruko tidak ada tanda-tanda perayaan hari lahirnya Bangsa Indonesia. "Harus pasang ya, bos tidak suruh," kata seorang penjaga toko di Kompleks Rafflesia.

Ia mengatakan tidak ada toko di sekitarnya yang memasang merah putih, sehingga tidak merasa harus memasangnya juga.

Dikonfirmasi terpisah, Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan mengakui perayaan Hari Kemerdekaan RI di Batam sepi. Menurut Wali Kota, sepinya perayaan disebabkan aktivitas masyarakat yang padat dan persiapan menyambut Lebaran.

Disinggung mengenai lunturnya rasa nasionalisme warga perbatasan karena tidak memasang Merah Putih, ia membantahnya. "Bendera bukan satu-satunya simbol nasionalisme. Mungkin masyarakat sibuk bekerja hingga lalai. Ini tidak menunjukkan rasa nasionalisme warga Batam berkurang," kata dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement