REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU - Musim mudik Lebaran di jalur Pantura, Jabar, bukan saja areal panen bagi para pedagang musiman, tetapi juga rezeki bagi para pemulung sampah.
Mereka berhasil mengumpulkan bekas botol-botol minuman mineral dengan jumlah besar untuk kemudian dijual ke penampung. "Lumayan. Di samping banyak, mencarinya juga gampang," kata Darta (56) di tengah kesibukannya saat terjadi antrean kendaraan di Patokbeusi, Subang, Sabtu menjelang tengah malam.
Sabtu malam hingga dinihari, kendaraan mudik Lebaran dari Jakarta itu tumpah ruah di Jalur Pantura wilayah Karawang dan Subang, Jabar.
Pemandangan bukan saja antrean kendaraan mewah, tetapi sampah terutama botol-botol plastik itu "menghampar" di tengah jalan. Dartayang juga warga Patokbeusi, memungut sampah botol-botol plastik itu untuk dijual. Memulung di jalur Pantura selama musim mudik sudah menjadi kebiasaannya. "Hasilnya pun bakal lumayan, dibanding hari-hari biasa," katanya.
Ia mengaku beroperasi memulung sampah di jalan raya sejak H-5, dengan bekal roda dorong reyot dan beberapa lembar karung plastik ukuran besar. "Sejak ramai mudik, kami begadang untuk mengumpulkan sampah-sampah plastik yang banyak berserakan di jalan," ujarnya, dengan suara setengah serak.
Namun, ayah empat anak itu juga bungkam saat ditanya seberapa banyak sampah yang telah terkumpulkan, yang dipungut di jalan pada musim mudik Lebaran itu. Ia mengaku bisnis memungut sampah plastik dan sampah lainya yang bisa jadi duit pada musim mudik, telah diprogram jauh-jauh hari, sekedar untuk keperluan isi perut keluarga. Terlebih pekerjaan lainnya, sebagai buruh tani sedang libur karena belum musim mengolah sawah.
"Sekarang bukan musim mengolah sawah, dan musim panen pun sudah terlewat. Jadi saya mengumpulkan sampah-sampah plastik untuk keperluan sehari-hari," ucapnya, sambil sesekali menyeka muka yang terbasahi keringat.
Darta mengaku panen sampah plastik di jalan Pantura dimulai sejak ramainya kendaraan mudik, baik mobil maupun sepeda motor.