REPUBLIKA.CO.ID, MANADO – Gunung Lokon di Sulawesi Utara, Senin (5/9) pukul 07.58 WITA meletus kecil dan memuntahkan material debu vulkanik setinggi 100-150 meter.
"Letusannya kami kategorikan kecil. Besaran amplitudo letusan sekitar 10 milimeter. Debu kemudian ditiupkan ke arah utara," ujar Farid Ruskanda Bina, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon.
Farid menjelaskan, pukul 00.00-06.00 WITA sempat terekam satu kali gempa vulkanik dalam dan dua kali gempa vulkanik dangkal. "Gempa hembusan juga sempat terekam sebanyak 10 kali," katanya.
Asap putih tipis hingga tebal keluar dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon. Ketinggiannya diperkirakan 100-150 meter dari permukaan kawah. Menurut dia, tremor amplitudo belum berhenti meski dari besarannya mulai menurun. Amplitudo tremor yang terekam 0,5-10 milimeter. "Amplitudo tremor memang terus menurun dibanding dua hari sebelumnya yang sempat mencapai 25 milimeter," katanya.
Besaran amplitudo tremor yang terus menurun menurutnya menggambarkan suplai energi magma tidak seintensif dua atau tiga hari lalu. Suplai magma dan gas ini menurutnya semakin melambat. Suplai magma ini bisa saja menimbulkan sumbat lava yang menghambat pergerakan suplai energi ke kawah.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung belum menurunkan status Gunung Lokon dari siaga III ke waspada II. "Mungkin salah satu pertimbangan kenapa belum diturunkan karena tremor yang masih terus terekam berfluktuasi. Kadang-kadang tremornya mencapai 25 milimeter dan Minggu (4/5) kembali menurun," kata Farid.
Gunung Lokon kembali meletus pada Rabu (17/8) dan Ahad (28/8). Kelurahan Kinilow, Kinilow I dan Kakaskasen I, Kecamatan Tomohon Utara, masuk daerah bahaya Gunung Lokon.