REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutanto mengakui ada beberapa kelompok jaringan teroris yang belum tertangkap. Mereka masih beroperasi di Jawa maupun luar Jawa yang pergerakannya terus diwaspadai intelijen.
Karena itu, ia menegaskan kasus peledakan bom di Gereja Bethel Injili Sepenuh (GBIS) Kepunton Solo bukan berarti di daerah tersebut menjadi basis kelompok teroris. Target kelompok teroris melakukan peledakan bom Solo lebih karena ingin beraksi di situ.
"Bisa juga dilakukan di tempat-tempat lain juga," kata Sutanto di kantor Kemenkopolhukam, Ahad (25/9).
BIN, kata dia, mengindikasikan pelaku pengeboman itu dari kelompok tertentu yang saat ini sedang melakukan pendalaman untuk menguatkan jaringannya. Karena itu, pihaknya meminta masyarakat jangan mengembangkan peristiwa itu sebagai serial bom gereja seperti beberapa tahun lalu marak terjadi di Indonesia.
"Jangan dikembangkan dulu, yang penting kita bisa ungkap aktornya dulu, itu yang penting," kata Sutanto menegaskan.
Sebelumnya, Wali Kota Solo, Joko Widodo, mengatakan, korban bom bunuh diri di Gereja Kepunton Solo sebanyak 11 orang sedangkan satu orang tewas diduga pelaku bom bunuh diri tersebut.
"Hingga saat ini diketahui korban luka 10 orang dirawat di RS Oen dan satu lainnya di RS Brayat Minulyo. Satu orang tewas diduga pelaku bom bunuh diri," kata Joko Widodo.
Hingga saat ini belum diketahui keberadaan korban tewas yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injili Sepenuh, Kepunton, Kota Solo sekitar pukul 10.55 WIB itu.
Aparat kepolisian terlihat berjaga di Gereja Bethel Injili Sepenuh, di Jalan AR Hakim Nomor 49, Kepunton, Solo. Sekitar kompleks itu telah dipasangi garis polisi.