REPUBLIKA.CO.ID, CINANGKA - Kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakatau (GAK), yang berada di Selat Sunda pada Rabu (19/10) mencapai 6. 547 kali.
"Kegempaan yang terekam Seismograf sebanyak 6. 547 kali, sedangkan tremor letusan tidak terekam ," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten Anton Tripambudi, Kamis (21/10).
Dia menjelaskan, kegempaan vulkanik yang terjadi pada Rabu, terdiri dari 6. 543 kali gempa vulkanik, 13 kali hembusan, dan status GAK masih level III atau siaga.
Sampai saat ini Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) katanya, masih melarang warga atau turis mendekat pada radius dua kilometer, karena masih dianggap berbahaya.
"Kami masih mengeluarkan rekomendasi, larangan kepada warga atau siapapun untuk menjauh dari lokasi kegempaan sampai di radius dua kilometer," katanya menambahkan.
Sagimin, warga Anyer mengatakan, sejak ditetapkan berstatus siaga, tidak mendengar adanya suara letusan, apalagi sampai terkena debu GAK seperti tahun sebelumnya.
"Kalau tahun lalu, memang kami sempat mendengar letusan GAK, dan kalau sekarang saya tidak mendengar suara, maupun kena debu GAK yang terbawa angin," katanya menambahkan.
Hasyim, warga lainnya, juga menjelaskan kegempaan GAK yang terjadi pada tahun 2011, berbeda dengan tahun sebelumnya. "Saya tidak mendengar ada suara letusan dari GAK," katanya.