REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU - Harimau Sumatera (Pantera Tigris Sumatrae) terkena jerat di Desa Mangkurajo, Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Harimau tersebut kini mengalami stres dan sembilan titik luka parah di tubuhnya.
"Harimau ini harus kita rawat dengan intensif dan diperkirakan membutuhkan ratusan jahitan untuk menutup luka di tubuhnya agar jiwanya selamat," kata dokter hewan Dinas Peternakan Provinsi Bengkulu, Jananta, Selasa.
Jananta mengatakan perawatan perlu segera dilakukan karena kondisi harimau semakin lemah. Bila terlambat mendapatkan perawatan, lukanya dikhawatirkan membusuk dan kondisinya makin stres.
Karena itu, para wartawan sementara ini dilarang memotretnya agar raja hutan itu tidak semakin stres.
''Bila dalam hutan, harimau adalah seorang raja. Tapi bila kondisinya terluka dan melihat kerumunan manusia, harimau akan stres dan bisa jadi mati,'' kata Jananta. ''Bila kondisinya sudah normal atau dalam keadaan dibius, harimau itu baru bisa diambil gambarnya.''
Disamping terkena jerat, harimau tersebut diduga coba dibunuh dengan dihujani tombak. Petugas menemukan enam mata tombak babi di tempat kejadian perkara. Namun, upaya mematikan harimau berumur antara 5-6 tahun itu gagal. Pembunuh pun akhirnya meninggalkan harimau yang akhirnya bisa bertahan hidup hingga berhasil dievakuasi.
Harimau diperkirakan terkena jerat sudah empat hari lalu. Hal itu terlihat dari kondisi darahnya yang sudah kering. Lukanya pun mulai membusuk dan dikerumuni lalat.