REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG - Harta benda kelompok Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura, kembali dijarah massa, sebagaimana diakui penasihat kelompok Islam Syiah Iklil Almilal. "Aksi penjarahan ini merupakan kali ketika selama konflik terjadi," kata Iklil, Rabu (11/1).
Ia menjelaskan, harga benda kelompok Syiah yang kali ini dijarah massa tersebut adalah milik Maidi, warga Desa Karang Gayam. "Harga benda yang dijarah massa itu berupa semua isi toko yang ada di dalam rumahnya. Seperti rokok, makanan ringan dan berbagai jenis barang lainnya," kata Iklil Almilal.
Kerugian material akibat aksi penjarahan tersebut diperkirakan mencapai Rp 10 juta lebih. Sebagaimana aksi penjarahan yang terjadi pada pengikut aliran Syiah sebelumnya, menurut Iklil Almilal, aksi penjarahan oleh sekelompok massa yang terjadi pada Selasa (10/1) itu juga terjadi pada malam hari.
Pemilik rumah sendiri tidak berada di tempat, karena sedang berada di lokasi pengungsian, yakni di GOR Wijaya Kusuma Sampang. Maidi merupakan satu dari 335 orang pengikut Syiah di wilayah itu yang sedang mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Mereka mengungsi akibat penyerangan terhadap kelompok Syiah dari kelompok lain pada 29 Desember 2011. Konflik dua kelompok Islam berbeda aliran ini berujung pembakaran pesantren, sekolah, musala dan rumah pimpinan Syiah yang dituding telah mengajarkan aliran sesat.
Buntut dari pembakaran itu, pada 31 Desember 2011, terjadi penjarahan harta benda kelompok Syiah oleh sekelompok massa di Desa Karang Gayam. "Kami juga tidak mengerti mengapa masih saja terjadi aksi penjarahan. Padahal kami tidak pernah berbuat hal-hal yang merugikan masyarakat," kata Iklil Almilal.
Konflik bernuansa SARA yang berbuntut penyerangan terhadap kelompok Syiah bermula dari konflik pribadi antara pimpinan Syiah Tajul Muluk dengan saudaranya Rois yang berbeda aliran.
Dari konflik keluarga itu, lalu meluas menjadi konflik SARA setelah di kalangan pengikut Rois tersiar kabar bahwa aliran Syiah merupakan aliran Islam sesat, sehingga pengikut Rois beramai-ramai mengusir pengikut Syiah yang ada di wilayah Kecamatan Omben dan Kecamatan Karangpenang.
Puncaknya terjadi pada 29 Desember 2011 berupa pembakaran rumah, madrasah, mushalla dan pesantren kelompok Syiah. Sebanyak 335 orang pengikut aliran Syiah dari total 351 orang lebih dievakuasi ke GOR Wijaya Kusuma depan kantor Bupati Sampang akibat kerusuhan yang terjadi ketika itu.
Konflik ini sudah terjadi sejak 2006, namun hingga kini belum bisa diredam hingga akhirnya terjadi aksi anarkis berupa pembakaran.