REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA --- Akibat aktivitas pertanian warga yang tak terkendali, ratusan situs peninggalan masa Hindu yang tersebar di dataran tinggi Dieng terancam hancur. ''Kalau kondisi ini dibiarkan, bukan tidak mustahil suatu saat situs-situs tersebut akan hancur sama sekali,'' kata Bupati Wonosobo Kholiq Arief, di sela acara pertemuan bupati wilayah Jateng bagian barat, di Purbalingga, Rabu (8/2).
Dia menyebutkan, saat ini kondisi situs yang masih tertinggal dan relatif terpelihara hanya tinggal situs lokasi komplek Candi Pandawa, seperti Candi Arjuna dan Candi Puntadewa. Luas arealnya, hanya tinggal beberapa ratus meter persegi.
Namun di sekitar lokasi komplek candi tersebut, hampir seluruh lahan sudah menjadi lokasi pertanian. ''Padahal di areal yang kini menjadi areal pertanian tersebut, sebelumnya banyak ditemukan situs-situs peninggalan zaman Hindu,'' ujar dia.
Yang memprihatinkan, sebagian besar wilayah lokasi situs tersebut, kini dikuasai olah rakyat. Kebanyakan, lahan-lahan tersebut dikelola menjadi lahan pertanian kentang dan tanaman semusim lainnya. ''Warga menguasai lahan tersebut, ada yang menggunakan sistem sewa, bahkan ada yang sudah menjadi hak milik,'' katanya.
Kholiq berharap pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, memperhatikan masalah tersebut. Setidaknya melakukan peninjauan ke lapangan, untuk mengetahui secara pasti apa yang terjadi pada situs-situs di dataran tinggi Dieng. ''Saya berharap pemerintah tidak membiarkan saja kondisi situs di Dieng ini makin hancur. Bagaimana pun, situs tersebut merupakan peninggalan sejarah sangat berharga bagi bangsa Indonesia, karena merupakan situs tertua kebudayaan Nusantara yang hingga kini masih ada,'' kata dia.