Kamis 23 Feb 2012 23:00 WIB

Banjir Bandang Hanyutkan Satu Orang dan Ratusan Rumah

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Chairul Akhmad
Warga berjalan di kawasan yang terkena banjir bandang, di Jorong Sawah Laweh, Nagari Simpang, Kecamatan Simpati, Kabupaten Pasaman, Sumbar, Kamis (23/2).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Warga berjalan di kawasan yang terkena banjir bandang, di Jorong Sawah Laweh, Nagari Simpang, Kecamatan Simpati, Kabupaten Pasaman, Sumbar, Kamis (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banjir bandang di Kecamatan Simpang Kabupaten Pasaman pada Rabu (22/2) lalu, menimbulkan kerusakan yang cukup besar. Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB bersama BPBD Pasaman dan lainnya terus melakukan penanganan darurat hingga saat ini.

"Dilaporkan satu orang hilang hanyut terseret banjir bandang," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, melalui pesan Blackberry Massenger-nya. "Sebanyak tiga orang luka-luka dan telah dibawa ke RS Lubuk Sikaping. Sedangkan 200 KK telah diungsikan ke SD 03 Simpang."

Kerugian material meliputi 25 rumah rusak berat, 35 rumah rusak sedang, 60 rumah rusak ringan, satu masjid rusak berat, dua mushola rusak sedang, dan satu jembatan rusak berat, dan tiga jembatan rusak sedang.

TRC BNPB, BPBD Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pasaman Barat telah melakukan evakuasi terhadap korban. Hingga saat ini masih dilakukan pendataan dan inventarisasi kebutuhan.

Total kerusakan dan kerugian masih dalam perhitungan dengan menggunakan metode Damage and Lossess Assessment. Posko tanggap darurat telah didirikan dan seluruh tim yang terdiri dari BNPB, BPBD, TNI, POLRI, Dinkes, PMI, Basarnas melakukan koordinasi. Logistik dan peralatan bantuan BNPB yang berada di gudang BPBD Sumatera Barat telah dikirim ke lokasi bencana untuk didistribusikan kepada masyarakat.

Sutopo mengatakan, sore ini material longsor yang menghalangi jalan sudah berhasil disingkirkan. Jalan yang tertutup selama ini sudah terbuka dan dipakai."Sedangkan alat berat masih siaga di lokasi banjir bandang," katanya.

Ia menambahkan, listrik sedang diupayakan agar malam hari ini bisa menyala. Petugas sudah menggali lubang untuk tiang darurat, tapi cuaca yang terus hujan menunda pekerjaan. Kebutuhan mendesak bagi para pengungsi antara lain selimut, terpal, air bersih, kebutuhan sandang dan pangan beserta alat penerangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement