REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rencana penutupan dan pengalihan titik Car Free Day (CFD) di wilayah Kertajaya, Surabaya mendapat penolakan warga. Menurut warga, keberlangsungan CFD menjadi momentum hiburan bersama keluaga untuk bercengkrama dan berolahraga. Warga berharap Pemkot dan DPRD tidak jadi melakukan penutupan ataupun pengalihan CFD.
"Selain untuk bercengkrama bersama keluarga, kegiatan ini dapat mempererat hubungan antar warga. Karena mereka dapat berkumpul di satu tempat untuk bersilaturahmi," ujar Ketua RW 13 Kelurahan Kerjaya, Budiarto. jelasnya.
Hal senada diungkapkan Yanto (38), warga Kertajaya. Kegiatan CFD menjadi momen penting karena bisa berolahraga bersama istri dan anak perempuannya. Ia pun mengaku selalu menunggu momen CFD Kertajaya yang dilaksanakan setiap minggu keempat. "Kalau pas CFD kan enak, nggak perlu jauh-jauh buat main sepeda sama anak saya," ungkap Yanto.
Yanto bahkan berharap, kegiatan CFD di kawasan Kertajaya tidak hanya dilaksanakan satu kali melainkan setiap minggu seperti kawasan lainnya mengingat tingginya antusiasme warga.
Menanggapi permintaan itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Sachiroel Alim menuturkan, kalau memang kegiatan itu bermanfaat bagi warga sekitar, pihaknya tidak akan merekomendasikan titik CFD Kertajaya untuk ditutup.
"Saya rasa kegiatan senam itu sangat bermanfaat bagi warga. Kalau seperti itu kami tidak akan merekomendasikan CFD di kawasan Kertajaya untuk ditutup," tegas Sachiroel.
Seperti diketahui sebelumnya, Komisi C mengusulkan kepada Pemkot agar menutup dan mengalihkan titik CFD di jalan protokol ke jalan non protokol. Ini perlu dilakukan mengingat banyaknya keluhan dari masyarakat lain yang terganggu aktivitasnya akibat adanya kegiatan Hari Bebas Kendaraan itu.