Rabu 06 Jul 2022 13:41 WIB

Ridwan Kamil Paling Potensial 'Dijual' Jadi Cawapres 

Kapasitas Ridwan Kamil sebagai gubernur Jabar merupakan modal kompetensi. 

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan sambutan pada acara pelepasan tim pemeriksa hewan kurban di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (23/6/2022). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secara resmi melepas 1.784 tim pemeriksa hewan kurban untuk disebar di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat untuk melakukan pengawasan serta memastikan kesehatan hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha 2022. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan sambutan pada acara pelepasan tim pemeriksa hewan kurban di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (23/6/2022). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secara resmi melepas 1.784 tim pemeriksa hewan kurban untuk disebar di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat untuk melakukan pengawasan serta memastikan kesehatan hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha 2022. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil jadi tokoh yang memberikan kontribusi kemenangan jika diusung sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2024. Hal tersebut, diketahui dari Survei CiGMark.

Survei CiGMark bertajuk Peta Dukungan Calon Presiden 2024 dilakukan terhadap 1.200 orang responden berusia di atas 15 tahun yang berada dari 34 provinsi pada periode 9-17 Juni 2022. Dari hasil survei tersebut terungkap, jika Ridwan Kamil menjadi pasangan Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo, maka dipastikan unggul dari pasangan lain.

Menurut Pengamat politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Karim Suryadi, kapasitas Ridwan Kamil sebagai gubernur Jabar merupakan modal kompetensi yang tak terbantahkan, bahkan untuk jabatan presiden sekalipun. "Dengan atau tanpa survei, kontribusi Ridwan Kamil bagi pasangannya mudah dibaca. Selain kapasitas, Ridwan Kamil memiliki popularitas yang bagus, dan elektabilitas yang tinggi," ujar Karim, Rabu (6/7).

Karim menilai, meski Ridwan Kamil bukan gubernur yang paling dijagokan dalam setiap survei dalam hal popularitas. Tapi, tidak boleh dilupakan jika Ridwan Kamil adalah gubernur dengan resistensi yang rendah. 

"Jadi, Ridwan Kamil adalah sosok yang paling potensial dijual dibanding gubernur lain," katanya.

Karim menilai, keberhasilan Jabar mengatasi pandemi dan mendorong pemulihan ekonomi adalah prestasi tambahan Ridwan Kamil yang bisa ditransformasi menjadi modal politik. 

Dalam pandangannya, jangankan untuk wapres, bahkan untuk jabatan presiden pun Ridwan Kamil punya kapasitas. 

"Sayangnya Ridwan Kamil tidak memiliki partai politik, dan lebih disayangkan lagi karena tiket untuk capres seperti sudah diborong oleh petinggi parpol," paparnya.

Masalah utama pencalonan Ridwan Kamil diakui Karim adalah soal memenangkan tiket yang digenggam parpol. Jika, parpol berambisi ikut kontestasi dan memaksakan pimpinannya maju, peluang munculnya tokoh di luar struktur partai kian kecil. 

"Harapan kita pilpres sebagai ajang penyegaran politik nasional juga  makin tipis," katanya.

Di sisi lain, Karim menilai, jika Ridwan Kamil digadang-gadang sebagai unggulan cawapres bukan karena kapasitasnya yang tidak memadai sebagi capres, tapi lebih karena keterbatasan akses pada tiket capres. 

Jabatan gubernur sendiri, kata dia, adalah "laboratorim politik" paling tepat untuk seorang tokoh mencalonkan sebagai presiden. Karena itu, sangat masuk akal dan bisa dipertanggungjawabkan jika calon presiden memiliki pengalaman menangani urusan warga selevel provinsi, sebab apa yang ditangani presiden juga menjadi urusan gubernur.

Mengomentari hasil survei CigMark dimana Ridwan Kamil diposisikan sebagai wakil Prabowo, unggul dari pasangan lainnya, dengan elektabilitas 37,7 persen, dinilai Karim, merupakan perpaduan yang tepat.

"Dalam pandangan saya, adalah perjudian politik yang berbahaya jika mereka yang tidak memiliki pengalaman menangani urusan publik maju sebagai capres atau cawapres," katanya.

Sederhananya, jika calon berasal dari militer ia harus memiliki pengalaman menduduki jabatan tertinggi, setidak-tidaknya  berpengalaman menangani urusan pertahanan dalam lingkup nasional. Kalau datang dari sipil, ia memiliki pengalaman menangani urusan publik setidaknya selevel provinsi.

Dalam simulasi yang dilakukan CiGMark, duet Prabowo-Ridwan Kamil mampu meraih elektabilitas sebesar 40,6 persen. Sedangkan pasangan Ganjar-Anies masih stagnan di 37,9 persen.

Sementara jika simulasi pasangan Ganjar-Ridwan Kamil, duet ini tercatat mampu meraih dukungan 42,7 persen. Mengungguli pasangan Prabowo-Anies yang hanya sebesar 37 persen.

Dalam survei yang sama ketika responden diberikan pertanyaan terbuka (top of mind) calon presiden, ada 5 nama yang paling menonjol  yaitu Ganjar Pranowo 14,1 persen, Prabowo Subianto 11,7 persen, Anies Baswedan 9,5 persen, Joko Widodo  4,7 persen serta Ridwan Kamil 4,0 persen. Sementara, sebanyak 48,8 persen belum mempunyai pilihan. 

Sedangkan untuk top of mind cawapres nama yang paling menonjol adalah Sandiaga Uno  7,7 persen, Ridwan Kamil 6,2 persen serta Anies Baswedan 4,9 persen. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement