Kamis 07 Jul 2022 05:07 WIB

Muslim di London Berbagi Kisah Pelecehan yang Diterima di Tempat Kerja

Seorang Muslim mengatakan sajadahnya dicuri, bahkan diserang secara fisik.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Muslimah Inggris. Muslim di London Berbagi Kisah Pelecehan yang Diterima di Tempat Kerja
Foto: ustvh.com
Muslimah Inggris. Muslim di London Berbagi Kisah Pelecehan yang Diterima di Tempat Kerja

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah badan amal yang berbasis di London, yang membantu Muslim menghadapi Islamofobia, mengatakan orang-orang banyak diintimidasi dan dilecehkan di tempat kerja karena agama mereka. Unit Respons Islamophobia mengatakan sajadah kliennya dicuri bahkan diserang secara verbal dan fisik.

Salah satu pekerja untuk badan amal itu, Faiza Mukith, mengatakan seorang rekan pria ditarik jenggotnya secara kasar. Beberapa rekan kerjanya juga memanggilnya dengan sebutan 'Jafar', tokoh antagonis dalam film Disney Aladdin.

Baca Juga

CEO Unit Respons Islamophobia, Mukith, mengatakan seorang wanita mendapati daging bacon di kotak makan siangnya, akibat ulah dari rekan-rekannya. Hal ini terjadi ketika ia ingin berbuka puasa setelah bekerja selama bulan Ramadhan.

Dia juga mengatakan seorang wanita lainnya mengalami serangan jantung karena dilecehkan di tempat kerja. "Pekerja profesional medis menghubungkan pengalaman yang dia alami di tempat kerja, ternyata memengaruhi kondisi kesehatannya," kata Mukith dikutip di BBC, Rabu (6/7/2022).

Sheymaa, yang tidak ingin menggunakan nama belakangnya, memutuskan meninggalkan tempat kerjanya karena Islamofobia. "Saya adalah satu-satunya orang yang tampak sebagai Muslim di sana dan satu-satunya orang kulit hitam di sana. Banyak rekan kerja saya berkulit putih dan jauh lebih tua, dan pandangan mereka terkadang sangat penuh dengan kebencian," ujarnya.

Dia mengatakan, setelah kebijakan karantina yang diberlakukan akibat menyebarnya Covid-19, para pekerja diberi pakaian pelindung untuk sebagai bagian dari seragam mereka. Hal ini lantas menyebabkan lebih banyak komentar kebencian bermunculan.

"Seorang rekan mengatakan saya tampak seperti bekerja dengan membawa bom. Pada kesempatan terpisah, yang lain mengatakan saya terlihat seperti pengawal Gaddafi. Dikaitkan dengan terorisme dan bom dan diktator hanya karena jilbab saya, itu menyakitkan," lanjutnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement