Jumat 08 Jul 2022 22:15 WIB

Putin Ancam Ukraina Hadapi Kondisi Terburuk

Putin menuduh bahwa Barat ingin melawan Rusia sampai Ukraina habis.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers bersama dengan Presiden Indonesia Joko Widodo setelah pertemuan mereka di Kremlin di Moskow, Rusia, Kamis, 30 Juni 2022.
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers bersama dengan Presiden Indonesia Joko Widodo setelah pertemuan mereka di Kremlin di Moskow, Rusia, Kamis, 30 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Ukraina agar menerima syarat yang sudah diajukan. Jika Kiev masih menolak, harus bersiap dengan kondisi terburuk karena Moskow baru saja memulai tindakannya.

"Semua orang harus tahu, sebagian besar berbicara, kita bahkan belum memulai apa pun dengan sungguh-sungguh,” kata Putin dalam nada mengancam di pertemuan dengan para pemimpin parlemen.

Baca Juga

Putin menuduh sekutu Barat memicu permusuhan. Dia menuduh, Barat ingin melawan Rusia sampai Ukraina habis. "Ini tragedi bagi rakyat Ukraina, tetapi sepertinya menuju ke arah itu," katanya.

Menurut Putin, Rusia tetap siap duduk dalam pembicaraan untuk mengakhiri pertempuran ."Mereka yang menolak melakukannya harus tahu, semakin lama itu berlangsung, semakin sulit bagi mereka membuat kesepakatan dengan kami," ujarnya.

"Kami mendengar, mereka ingin mengalahkan kami di medan perang. Biarkan mereka mencoba," kata presiden Rusia.

Istana Kremlin sebelumnya menuntut Ukraina mengakui kedaulatan Rusia atas Semenanjung Krimea yang dicaploknya pada 2014. Pemerintah negara tetangga juga harus mengakui kemerdekaan wilayah separatis yang didukung Kremlin di Ukraina timur.

Moskow juga mengatakan, pihaknya mengharapkan Kiev tunduk pada situasi yang ada di lapangan. Awal pekan ini, militer Rusia mengeklaim menguasai Provinsi Luhansk, salah satu dari dua provinsi yang membentuk Donbas, dan bersiap untuk melancarkan serangan ke provinsi kedua, Donetsk.

Pada tahap awal konflik, Rusia memenangkan kendali atas wilayah Kherson selatan dan bagian dari Zaporizhzhia yang bertetangga. Rusia pada akhirnya diperkirakan akan mencoba memotong Ukraina dari pantai Laut Hitamnya sampai ke perbatasan Rumania. Jika berhasil, itu akan memberikan pukulan telak bagi ekonomi Ukraina dan menciptakan koridor ke wilayah separatis Moldova di Transnistria, tempat Rusia mempertahankan pangkalan militer.

Putin menegaskan kembali klaim lama bahwa Barat menggunakan konflik di Ukraina untuk mencoba mengisolasi dan melemahkan Rusia. "Mereka sama sekali tidak membutuhkan negara seperti Rusia. Inilah sebabnya mereka menggunakan terorisme, separatisme, dan kekuatan penghancur internal di negara kita," katanya.

Presiden Rusia ini pun menuduh, sanksi Barat terhadap Rusia telah gagal mencapai tujuan untuk menabur perpecahan dan perselisihan di masyarakat dan menurunkan moral rakyat Rusia. “Jalan sejarah tak terbendung, dan upaya kolektif Barat untuk menegakkan versi tatanan globalnya pasti akan gagal,” kata Putin. 

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement