REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida akan mengkonsolidasikan otoritas di dalam Partai Demokrat Liberal (LDP) setelah hasil pemilihan menunjukan kemenangan. Hasil tersebut bisa memastikan nasibnya untuk melanjutkan jabatan untuk tiga tahun lagi.
Koalisi konservatif yang berkuasa LDP mendapatkan kursi lebih banyak dari pemilihan sebelumnya. LDP dan mitra juniornya Komeito memenangkan 76 dari 125 kursi yang diperebutkan di majelis tinggi parlemen, naik dari 69 kursi dalam pemilihan sebelumnya.
LDP sendiri memenangkan 63 kursi, naik dari 55, untuk memenangkan mayoritas kursi yang diperebutkan. Namun, jumlah tersebut tidak mencapai kursi mayoritas sederhana.
Ditanya tentang revisi konstitusi pada Ahad (10/7/2022) malam, Kishida mengatakan, akan fokus menyusun Rancangan Undang-Undang yang akan dibahas di parlemen. Dia dijadwalkan untuk mengadakan konferensi pers pada pukul 14.00 waktu setempat pada Senin.
Tanpa pemilihan umum yang ditetapkan selama tiga tahun lagi, Kishida telah memperoleh ruang bernapas yang luar biasa besar untuk mencoba menerapkan agenda. Beberapa hasil mencakup memperluas pengeluaran pertahanan dan merevisi konstitusi pasifis Jepang. Tujuan itu juga menjadi impian lama mantan perdana menteri Shinzo Abe sebelum kesehatan yang buruk menyebabkan pengunduran dirinya pada 2020 dan meninggal dunia akibat serangan senjata beberapa hari lalu.
Abe memimpin faksi terbesar dalam LDP. Para analis mengatakan, kematiannya dapat menyebabkan potensi gejolak di dalam partai yang mungkin menantang kendali Kishida.
Dalam perayaan kemenangan LDP pun terlihat tidak biasa kali ini. Pada Ahad malam, kondisi terlihat suran dengan mengheningkan cipta dilakukan untuk mengenang Abe. Wajah Kishida pun tetap muram saat menyematkan mawar di sebelah nama kandidat pemenang sebagai simbol kemenangan LDP.
Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan pada Senin, bendera akan dikibarkan setengah tiang untuk Abe. Pemakaman Abe akan dilakukan pada Selasa (12/7/2022).