REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Allah SWT menegaskan bahwa Alquran ada bukan untuk menyusahkan dan mencelakakan Nabi Muhammad SAW. Ayat ini bagi Rasulullah SAW menjadi penghibur hati, karena beliau bersedih hati ketika orang-orang menolak kebenaran Alquran yang disampaikannya. Hal ini dijelaskan dalam Surat Taha Ayat 2.
مَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لِتَشْقٰٓى ۙ
Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu (Nabi Muhammad) supaya engkau menjadi susah. (QS Taha: 2)
Menurut Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Alquran itu diturunkan bukanlah untuk menyusahkan dan mencelakakan. Bagi Nabi Muhammad SAW, ayat ini adalah sebagai hiburan.
Ditegaskan bahwa Alquran itu diturunkan kepadanya bukanlah untuk menyusahkan, juga bukan untuk dipaksakan kepada orang-orang yang keras kepala, tetapi Alquran diturunkan kepadanya untuk disampaikan kepada umatnya dan untuk menjadi peringatan kepada mereka tentang perbuatannya yang sesat.
Kalau tugas Nabi Muhammad SAW itu telah dilaksanakan dan dakwahnya telah dilakukan, tetapi umatnya masih juga membangkang dan tidak mau taat kepadanya, maka itu diserserahkan kepada Allah, karena kewajiban Nabi hanya menyampaikan apa yang menjadi tugasnya.
Ini sebagaimana firman Allah, "Maka jika mereka berpaling, maka ketahuilah kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." (An-Nahl: 82)
Oleh karena itu, Nabi Muhammad tidak perlu merasa gelisah, apalagi menghancurkan diri sendiri karena manusia tidak mau mengikuti seruannya, sebagaimana digambarkan Allah di dalam firman-Nya.
"Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Alquran)." (Al-Kahf: 6)
Begitu juga Nabi Muhammad SAW tidak perlu merasa susah dalam menyampaikan Alquran kepada manusia, sebagaimana firman Allah.
"(Inilah) Kitab yang diturunkan kepadamu (Muhammad); maka janganlah engkau sesak dada karenanya, agar engkau memberi peringatan dengan (Kitab) itu dan menjadi pelajaran bagi orang yang beriman." (QS Al-A'raf: 2)
Diceritakan tentang masuk Islamnya Umar bin al-Khattab, saat itu Umar bin Al-Khattab masuk ke rumah iparnya Sa‘id bin Zaid, ia sedang membaca ayat Alquran bersama isterinya Fatimah binti al-Khattab (adik Umar), dan Umar memintanya namun tidak diberikan sehingga ia marah dan merampas naskah tersebut. Ketika Umar membacanya, lunak dan lembutlah hatinya untuk menerima Islam.