REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) membeberkan kriteria calon presiden (capres) yang akan mendapat dukungan dari masyarakat adat dalam gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. AMAN diketahui mendukung Jokowi pada 2014, meski menarik dukungannya pada Pilpres 2019.
"Kalau urusan pemimpin politik, AMAN punya kriteria: kita hanya akan mendukung sosok yang memang membuktikan diri melakukan sesuatu untuk masyarakat adat," kata Sekjen AMAN, Rukka Sombolinggi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/7/2022).
Rukka menyebut, kriteria itulah yang membuat AMAN mendukung Jokowi saat Pilpres 2014. "Kita mendukung Jokowi karena kita percaya dengan (visi-misi) Nawacita. Tapi sampai detik ini tak satu pun terpenuhi," ujarnya.
Lantaran Jokowi gagal mewujudkan agenda prioritas Nawacita, lanjut Rukka, pihaknya memilih menarik dukungan pada Pilpres 2019. "AMAN tidak bersikap saat Pilpres 2019 karena kita merasa mereka tidak (ada calon yang) punya karya atau kontribusi kepada masyarakat adat," ujarnya.
Rukka menambahkan, sikap politik AMAN akan ditentukan dalam Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) ke-VI di Kabupaten Jayapura, Papua pada 24 hingga 30 Oktober 2022. Namun, kongres itu akan fokus menentukan sikap politik terkait isu-isu strategis. Misalnya soal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), polemik RUU KUHP, dan mandeknya pembahasan RUU Masyarakat Adat.
Rukka bilang, KMAN akan dihadiri 5 ribu hingga 10 ribu perwakilan masyarakat adat. Mereka merupakan perwakilan dari 2.449 komunitas adat se-Indonesia. Selain itu, akan hadir pula sejumlah perwakilan komunitas adat dari negara-negara Pasifik, Eropa, Afrika, dan Amerika Latin.
Bupati Jayapura sekaligus Ketua Umum Panitia KMAN ke-VI, Matius Awoitauw mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga akan menghadiri kongres dan memberikan sambutan. "Kami sudah komunikasi langsung dengan Pak Presiden," ujarnya dalam kesempatan sama.