REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Otoritas Jenderal Penerbangan Sipil (GACA) mengatakan Arab Saudi memutuskan membuka ruang udaranya pada semua maskapai. Tapi maskapai-maskapai itu harus memenuhi syarat otoritas untuk terbang.
Dalam pernyataan Kamis (14/7/2022) GACA mengatakan keputusan ini untuk melengkapi upaya yang bertujuan memperkokoh posisi Arab Saudi sebagai negara yang menghubungkan tiga benua serta untuk memperkuat konektivitas udara.
Sebelumnya seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan Arab Saudi akan mengizinkan penerbangan tanpa batas pada maskapai Israel. Ia menambahkan kerajaan juga akan mengizinkan penerbangan charter langsung dari Israel bagi muslim yang ingin melakukan ibadah haji.
Pengumuman ini diperkirakan akan disampaikan saat Presiden AS Joe Biden tiba dalam kunjungannya ke Arab Saudi pekan ini. Biden fokus mengintegrasikan Israel ke wilayah Teluk yang lebih luas terutama Arab Saudi.
Arab Saudi mulai mengizinkan maskapai Israel terbang di atas wilayahnya dengan kebijakan koridor udara khusus bagi penerbangan dari dan ke Uni Emirat Arab dan Bahrain. Setelah kedua negara itu menandatangani perjanjian normalisasi hubungan dengan Israel.
Namun Israel belum menerima akses penerbangan dari dan ke Asia termasuk China dan India. Dalam konferensi pers bersama, Perdana Menteri Israel Yair Lapid ditanya apakah Arab Saudi akan mengizinkan ruang udaranya digunakan maskapai Israel. Ia menjawab Biden akan membuat pengumuman.