REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi besar Karawang sebagai tujuan pengembangan kawasan komersial dan residensial baru semakin terlihat. Selain sudah terbentuk marketnya sebagai bagian dari dampak turunan majunya Kawasan Industri, ditopang juga dengan konektivitas dari ketersediaan infrastruktur yang relatif lengkap.
Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan terbentuknya populasi yang menciptakan demand properti di Kabupaten Karawang menjadi salah satu keunikan. Terutama dibandingkan dengan Kawasan komersial dan hunian eksisting di wilayah Barat seperti Kabupaten dan Kota Tangerang atau Tangerang Selatan.
”Jadi memang start-nya beda. Di wilayah Barat, misalnya, itu start-nya dimulai dengan pembangunan township terlebih dahulu. Artinya dimulai dari mengumpulkan dan menarik minat populasi, menjadi Kawasan alternatif di luar Jakarta,” ungkapnya, Rabu (13/07).
Setelah itu diikuti dengan kebutuhan lain baik itu komersial maupun sarana dan prasarana pendukung seperti Rumah Sakit dan Sekolah.
Karawang, kata Ferry, juga sama. Merupakan kawasan alternatif di luar Jakarta. ”Bedanya, start-nya dari industri terlebih dahulu sehingga sudah terbentuk populasi terutama masyarakat pekerja di sana baru kemudian menciptakan demand properti. Karawang dan wilayah Timur (dari Jakarta) rata-rata memang start-nya dari industri,” dia menjelaskan.
Di banyak negara, kawasan industri yang besar memang menciptakan kebutuhan akan hunian. Termasuk Karawang sebagai kawasan industri terbesar di Asia Tenggara.
Seiring dengan terus meningkatnya realisasi investasi termasuk investasi pada manufaktur berbasis teknologi tinggi dan kendaraan listrik, Ferry menilai, potensi properti di Karawang naik kelas secara jangka panjang sangat terbuka lebar.
”Awalnya memang banyak tenaga kerja kasar. Semakin ke sini, karena banyak industri otomotif mulai dari berbahan bakar konvensional sampai Electric Vehicle di Karawang, ditambah lagi dengan perkembangan Data Center di sana maka profil tenaga kerja di Karawang semakin meningkat,” tuturnya.
Situasi itu memicu potensi gengsi properti di Karawang akan semakin tinggi karena melibatkan teknologi masa depan. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya ekspatriat dari berbagai negara seiring dengan realisasi investasi dari perusahaan kelas dunia di Karawang.
Didukung juga dengan konektivitas infrastruktur dari dan menuju Karawang seperti jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jakarta-Cikampek-Elevated (MBZ), Jalan Tol Jakarta-Cikampek II, dan Jalan Tol Lingkar Luar II Sentul-Karawang Barat.
Di kesempatan yang berbeda Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Asip Suhendar membenarkan bahwa pembangunan infrastruktur wilayah dapat menguntungkan pelaku industri terutama sektor properti. “Ketersediaan dan kelengkapan infrastruktur suatu daerah menjadi nilai jual bagi daerah tersebut, yang tentunya akan berdampak terhadap pelaku usaha,” ujarnya.
Asip juga menjelaskan Kabupaten Karawang sangat berpotensi untuk berkembang. Hal ini dikarenakan posisi Karawang yang strategis berada diantara persimpangan Ibukota Jakarta, Ibukota Provinsi dan Metropolitan Cirebon, disamping itu pertumbuhan sektor industri akan berdampak langsung terhadap pertumbuhan wilayah.