REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dzikir atau mengingat Allah SWT adalah salah satu ibadah termudah yang bisa dilakukan oleh seorang Muslim. Tak hanya itu, ibadah ini memiliki jumlah pahala dan manfaat yang tak terhingga di dunia dan akhirat.
Dalam Alquran QS Al-Ankabut ayat 45, Allah SWT berfirman, "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Dilansir di About Islam, Sabtu (16/7/2022), disebutkan Allah Maha Mengetahui yang terlihat dan yang tidak terlihat. Sebagai Yang Maha Mengetahui, disampaikan keadaan seorang umat yang mengingat-Nya adalah tindakan yang lebih besar, daripada apa pun yang mungkin dilakukan seseorang.
Seorang penulis bernama Dina Mohamed Basiony menyebut kehidupan itu penuh dengan hal-hal yang mengganggu dan mengalihkan perhatian dari mengingat hal yang besar, seperti Pencipta kita, Sumber Kehidupan. Karena itu, dzikir merupakan cerminan hubungan yang konstan atas ikatan cinta seorang hamba dengan Pencipta.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW mengatakan, "Maukah aku memberitahumu tentang yang terbaik dari perbuatanmu, yang paling murni di hadapan Tuhanmu, yang tertinggi di antara mereka di barisanmu, yang lebih baik bagimu daripada menghabiskan emas dan perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu musuhmu dan memukul leher mereka, dan mereka menyerang lehermu?” Mereka berkata: "Tentu saja." Dia berkata, “Mengingat Allah [Yang Maha Tinggi].” Kemudian Mu'adz bin Jabal ra berkata: "Tidak ada yang lebih keselamatan dari azab Allah daripada mengingat Allah." [Jami` at-Tirmidzi]
Tak hanya itu, berdzikir juga merupakan sarana untuk mencari pengampunan dari Allah SWT dan disucikan dari dosa-dosa yang telah diperbuat. Ada banyak adzkar (permohonan dzikir) yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah.
Misalnya, Rasulullah SAW bersabda, “Alhamdulillah (segala puji dan syukur milik Allah) memenuhi timbangan, dan subhanallah (seberapa jauh Allah dari segala ketidaksempurnaan) dan Alhamdulillah (segala puji dan syukur hanya milik Allah) memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi.” [Muslim].
Nabi SAW juga mengatakan: “Barangsiapa yang mengucapkan 'Subhanallahi wa bihamdihi' seratus kali lipat, maka diampuni dosa-dosanya sebanyak buih di lautan." (Disepakati)
Dengan demikian, melafalkan kata-kata yang hanya memakan waktu beberapa menit ini sebenarnya akan menghanyutkan dosa sebesar buih di lautan. Adapun dzikir tidak harus dilafalkan secara berurutan dan bisa dilakukan kapanpun, dimanapun.
Dalam QS Ar-Ra'd ayat 28, Allah SWT berfirman, "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
https://aboutislam.net/counseling/ask-about-islam/importance-remembrance-allah/