Selasa 19 Jul 2022 12:50 WIB

Kasus Covid-19 Korsel Melonjak Lebih dari 73 Ribu dalam Sehari

Infeksi Korsel mengalami peningkatan karena penyebaran subvarian omicron BA.5.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Seseorang yang mengenakan masker berjalan di tengah bunga teratai di kuil Jogye di Seoul, Korea Selatan, Selasa, 19 Juli 2022. Kasus Covid-19 harian Korea Selatan (Korsel) melonjak lebih dari 73 ribu dalam data pemerintah Selasa (19/7/2022).
Foto: AP Photo/Lee Jin-man
Seseorang yang mengenakan masker berjalan di tengah bunga teratai di kuil Jogye di Seoul, Korea Selatan, Selasa, 19 Juli 2022. Kasus Covid-19 harian Korea Selatan (Korsel) melonjak lebih dari 73 ribu dalam data pemerintah Selasa (19/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Kasus Covid-19 harian Korea Selatan (Korsel) melonjak lebih dari 73 ribu dalam data pemerintah Selasa (19/7/2022). Lonjakan kasus terjadi ketika subvarian omicron yang amat menular menyebar dengan cepat di tengah pelonggaran pembatasan.

"Sejumlah 73.582 infeksi Covid-19 baru, termasuk 351 dari luar negeri, sehingga total beban kasus menjadi 18.861.593," kata Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA) dikutip laman Yonhap News Agency, Selasa.

Baca Juga

Angka Selasa tercatat melonjak lebih dari dua kali lipat dari 26.299 kasus sehari sebelumnya. Beban kasus harian mencapai 40.342 pada Ahad pekan lalu dan 41.310 pada Sabtu pekan lalu.

Negara ini telah mengalami peningkatan infeksi yang nyata dari akhir Juni ketika subvarian omicron BA.5 menyebar selama liburan musim panas. Hitungan harian mencapai lebih dari 10 ribu pada 29 Juni untuk pertama kalinya dalam sekitar tiga minggu sebelum melonjak menjadi lebih dari 20 ribu pada 9 Juli dan kemudian di atas 40 ribu pada Rabu pekan lalu.

KDCA melaporkan 12 kematian akibat virus pada Selasa. Total kematian terkait Covid-19 di negara tersebut kini 24.765 jiwa. Tingkat kematian mencapai 0,13 persen.

Jumlah pasien yang sakit kritis adalah 91, naik dari hari sebelumnya 81. Otoritas kesehatan mengatakan Korsel telah memasuki gelombang virus baru dan mengakhiri tren penurunan dari puncak lebih dari 620 ribu kasus pada pertengahan Maret. Para pakar menilai bahwa infeksi harian dapat melonjak menjadi lebih dari 200 ribu bulan depan.

Untuk mencegah penyebaran virus, pemerintah merekomendasikan suntikan vaksin booster kedua atau vaksin Covid-19 keempat untuk orang berusia 50 tahun ke atas serta orang berusia 18 tahun ke atas yang memiliki kondisi kesehatan mendasar, mulai Senin. Sebelumnya, orang berusia 60 dan lebih tua serta orang yang memiliki gangguan kekebalan memenuhi syarat untuk dosis vaksin keempat.

Langkah ini dilakukan ketika negara yang dipimpin Yoon Suk Yeol menghadapi kebangkitan virus lainnya, didorong oleh strain omicron BA.5, yang dikenal lebih menular dan lebih mampu lolos dari kekebalan dibandingkan dengan varian sebelumnya. Pada akhir Juli, pemerintah berencana untuk memperluas jumlah pusat perawatan Covid-19 "satu atap", tempat orang dapat melakukan tes virus, mendapatkan layanan perawatan medis langsung dan menerima obat antivirus, menjadi 10 ribu dari 6.338 saat ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement