Sabtu 23 Jul 2022 08:40 WIB

Pemerintah Diminta Antisipasi Segera 4 Pemicu Krisis Global

Dunia menghadapi ancaman krisis global dari pangan hingga energi

Ilustrsi krisis energi. Dunia menghadapi ancaman krisis global dari pangan hingga energi
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Ilustrsi krisis energi. Dunia menghadapi ancaman krisis global dari pangan hingga energi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Resesi ekonomi dunia dipicu empat masalah, tingginya harga energi dalam hal ini minyak dan gas bumi (migas) dan melonjaknya harga pangan. 

 Di beberapa negara suhu ekstrem memicu kekeringan yang mengakibatkan air mengering. Sementara kemajuan teknologi mendorong negara-negara maju mencari sumber-sumber logam langka. 

Baca Juga

 Hal tersebut dikatakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia KH Chriswanto Santoso, saat ditemui di Kantor DPP Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia, Jakarta, pada Jumat (22/7/2022).  

 “Kita sedang melihat imbas rebutan energi, pangan, air, dan logam langka. Dunia kini terjerumus resesi, yang diperparah dengan perang di Eropa Timur, antara Rusia dan Ukraina,” papar KH Chriswanto.

 Dia pun mengingatkan, agar bangsa Indonesia bertindak sebelum krisis tersebut memuncak dan merugikan negara. “Imbasnya masyarakat yang terdampak. Ini jadi tugas kita semua bukan hanya tugas negara,” paparnya. 

“Segala potensi untuk melestarikan dan memproduksi empat komoditas yang jadi rebutan negara-negara maju,” ujarnya. 

Menurutnya, posisi Indonesia di khatulistiwa, memungkinkan energi panas bumi dan matahari dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai pengganti minyak bumi. Ada 40 persen kandungan panas bumi dunia ada di Indonesia.

Sementara sinar matahari yang melimpah bisa dijadikan listrik. “Kami telah memanfaatkan energi matahari sebagai sumber listrik di Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri dan Ponpes Minhaajurrosyidiin, Jakarta,” ujar dia.  

Sementara air dan logam langka harus dikelola bangsa Indonesia, untuk kemakmuran rakyat Indonesia, “Untuk itu kampus-kampus harus makin inovatif untuk mengolah air dan logam langka. Jangan sampai logam langka hanya diekspor mentahnya, tidak memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi,” paparnya. 

Persoalan besarnya, negara-negara maju untuk menguasai empat sumber daya alam itu tidak hanya berdagang. Tapi sekaligus menguasai negara tersebut, “Isu-isu demokrasi dan agama dihembuskan, hingga pemerintahannya dikudeta sebagaimana Arab Spring. Lalu negara dan sumberdayanya dikuasai asing,” imbuhnya. 

Untuk itu, dia meminta segenap bangsa Indonesia menjaga kebhinekaan, persatuan, dan kesatuan bangsa. Dengan bersatu dan menghayati arah perjuangan pendiri bangsa, ia optimistik Indonesia akan menjadi bangsa yang besar.  

Kiai Chriswanto menggarisbawahi, pendidikan dan pelatihan untuk mengelola sumberdaya juga harus dilakukan oleh anak bangsa. 

Anggota DPR RI Komisi IX Saniatul Lativa mengatakan pentingnya membangun SDM dalam skala komunitas, agar sumber daya yang dimiliki Indonesia bisa ditangani tenaga terampil di dalam negeri.  

Untuk menjembatani kesenjangan dengan dunia kerja dan SDM tenaga kerja, Komisi IX DPR RI menggagas program Balai Latihan Kerja (BLK). Diharapkan dengan BLK kompetensi tenaga kerja Indonesia meningkat. “BLK ini nantinya akan memberikan keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan,” ujar Saniatul Lativa. 

Baca juga: Bukti-Bukti Meyakinkan Mualaf Gladys Islam adalah Agama yang Paling Benar 

Terdapat BLK komunitas, tambahnya, dikhususkan komunitas maupun pondok-pondok pesantren yang bertujuan untuk membuka pandangan para santri, masyarakat sekitar maupun komunitas yang ini berwirausaha. 

“Jadi, tidak mengandalkan menjadi karyawan dan mengandalkan bekerja di perusahaan tapi lebih meningkatkan kemampuannya sehingga bisa berwirausaha,” ucap Saniatul Lativa. 

Menurutnya, Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia membina banyak pondok pesantren yang bernaung di bawahnya. Saniatul Lativa melihat angkatan kerja muda Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia perlu dibekali kompetensi kemandirian. 

“Untuk mendapat bantuan BLK, Pondok pesantren Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia barangkali bisa berkoordinasi DPR RI yang ditugaskan di Komisi IX yang ada di masing-masing daerah pemilihan (Dapil),” ujarnya.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement