Sabtu 23 Jul 2022 10:32 WIB

Dua Anak di AS Menderita Cacar Monyet

Pejabat duga anak tertular cacar monyet melalui penularan rumah tangga.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Indira Rezkisari
Foto yang dipasok CDC pada 1997 menunjukkan salah satu kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo.  Ilmuwan masih belum mengerti penyebab kian banyaknya kasus cacar monyet terdeteksi di Eropa dan Amerika Utara pada 2022. Penyakit ini awalnya banyak ditemukan di Afrika.
Foto: CDC via AP
Foto yang dipasok CDC pada 1997 menunjukkan salah satu kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo. Ilmuwan masih belum mengerti penyebab kian banyaknya kasus cacar monyet terdeteksi di Eropa dan Amerika Utara pada 2022. Penyakit ini awalnya banyak ditemukan di Afrika.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dua anak di Amerika Serikat (AS) telah didiagnosis menderita cacar monyet. Pejabat kesehatan mengatakan, salah satunya adalah balita di California dan satu lainnya bayi yang bukan penduduk AS tetapi diuji saat berada di Washington, DC.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan, anak-anak itu dalam keadaan sehat dan menerima perawatan. Para pejabat menduga, keduanya tertular cacar monyet melalui penularan rumah tangga. Namun pihak berwenang sedang menyelidiki lebih lanjut.

Baca Juga

Cacar monyet atau Monkeypox menjadi endemik di beberapa bagian Afrika. Tahun ini sebanyak lebih dari 15.000 kasus cacar monyet telah dilaporkan di negara-negara yang non-endemi.

Di AS dan Eropa, sebagian besar infeksi cacar monyet terjadi pada pria homoseksual, meskipun pejabat kesehatan telah menekankan bahwa siapa pun dapat tertular virus tersebut. Selain dua kasus cacar monyet pada anak-anak, pejabat kesehatan menerima laporan setidaknya delapan wanita menderita penyakit tersebut.

"Saya tidak berpikir itu mengejutkan bahwa kita kadang-kadang akan melihat kasus di luar jaringan sosial itu," ujar Jennifer McQuiston dari CDC, dikutip dari AP, Sabtu (23/7/2022).

Spesialis penyakit menular di University of Nebraska Medical Center, Dr James Lawler, mengatakan virus dapat menyebar melalui kontak pribadi yang dekat, termasuk melalui handuk dan tempat tidur. Penularan bisa terjadi di rumah, kemungkinan melalui kontak yang lama atau intensif.

“Orang-orang tidak saling berada di tempat tidur satu sama lain kecuali mereka tinggal di rumah yang sama atau keluarga yang sama,” kata Lawler.

Eropa mencatat enam kasus cacar monyet terhadap anak-anak berusia 17 tahun ke bawah. Pekan ini, dokter di Belanda menerbitkan laporan tentang seorang anak laki-laki yang terlihat di sebuah rumah sakit Amsterdam dengan sekitar 20 benjolan berwarna merah-cokelat yang tersebar di sekujur tubuhnya. Anak laki-laki itu menderita cacar monyet.

Di Afrika, infeksi cacar monyet pada anak-anak lebih sering terjadi. Para dokter mencatat proporsi kasus parah dan kematian yang lebih tinggi pada anak kecil.

Salah satu alasannya kemungkinan sebagian besar orang dewasa telah menerima vaksin cacar, sehingga memberikan perlindungan terhadap virus cacar monyet terkait. Vaksinasi cacar dihentikan ketika penyakit itu diberantas sekitar 40 tahun yang lalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement