Selasa 26 Jul 2022 20:15 WIB

WHO Yakin Penyebaran Cacar Monyet Bisa Dihentikan

WHO yakin wabah monkeypox atau cacar monyet bisa dihentikan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Gambar 1997 ini disediakan oleh CDC selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), sebelumnya Zaire, dan menggambarkan permukaan punggung tangan pasien kasus cacar monyet, yang menunjukkan munculnya ruam khas selama tahap penyembuhannya.
Foto: CDC
Gambar 1997 ini disediakan oleh CDC selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), sebelumnya Zaire, dan menggambarkan permukaan punggung tangan pasien kasus cacar monyet, yang menunjukkan munculnya ruam khas selama tahap penyembuhannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakin wabah monkeypox atau cacar monyet yang kini sudah menyebar ke puluhan negara bisa dihentikan. Hal itu dapat dilakukan dengan penerapan strategi tepat dan kerja sama antar para pihak.

“Saat ini kami masih percaya bahwa wabah cacar monyet ini dapat dihentikan dengan strategi yang tepat dalam kelompok yang tepat. Namun waktu terus berjalan dan kita semua harus bekerja sama untuk mewujudkannya,” kata pemimpin teknis WHO untuk penanganan cacar monyet, Rosamund Lewis, kepada awak media, Selasa (26/7/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, sekarang WHO masih bekerja untuk menentukan mekanisme koordinasi global guna menekan dan menghentikan penyebaran cacar monyet. “Saat ini, hal itu adalah sesuatu yang masih dalam diskusi,” ucap Lewis.

Akhir pekan lalu WHO telah menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Hingga status itu diumumkan, WHO sudah mengonfirmasi setidaknya 16 ribu kasus penyakit tersebut di lebih dari 75 negara. “Meskipun saya menyatakan PHEIC, untuk saat ini wabah (cacar monyet) terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Sabtu (23/7/2022).

Sudah muncul dugaan bahwa hubungan homoseksual menjadi pemicu utama penyebaran cacar monyet di Eropa dan Amerika. Sebelumnya penyakit tersebut hanya endemic di Afrika. Ghebreyesus menjelaskan, kendati telah dinyatakan sebagai PHEIC, risiko wabah cacar monyet moderat secara global, kecuali di Eropa.

Menurut Ghebreyesus, risiko penyebaran atau penularan penyakit cacar monyet tinggi di Benua Biru. Saat ini, sejumlah negara Eropa sudah mulai meluncurkan vaksinasi untuk mencegah perluasan infeksi penyakit tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement