Ahad 31 Jul 2022 07:32 WIB

Ekonom Tekankan Kemampuan Jaga Stabilitas Ekonomi untuk Capres 2024

Stabilitas ekonomi dinilai penting menjadi syarat untuk capres 2024

Rep: Novita Intan / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Pemilu 2024. Stabilitas ekonomi dinilai penting menjadi syarat untuk capres 2024
Foto: republika/mardiah
Ilustrasi Pemilu 2024. Stabilitas ekonomi dinilai penting menjadi syarat untuk capres 2024

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pengamat ekonomi Ferdy Hasiman mengatakan kriteria ideal calon presiden (capres) 2024 harus bisa menjaga stabilitas ekonomi nasional. 

Dia menilai tantangan ekonomi nasional pada 5-10 tahun mendatang cukup besar, sehingga membutuhkan sosok figur yang matang dan berpengalaman pemerintahan dalam menangani urusan ekonomi. 

Baca Juga

“Tentu orang-orang yang berpengalaman saat ini seperti Airlangga Hartarto, Sri Mulyani, Ganjar Pranowo, Prabowo tentu mereka semua layak diusung menjadi calon presiden dan mereka-mereka itu orang-orang yang berpengalaman pemerintahan, hanya memang yang paling penting adalah leadership dari calon presiden itu penting sekali,” ujarnya kepada wartawan, Ahad (31/7/2022).

Peneliti Alpha Research Database ini menilai capres 2024 harus bisa mempertahankan perekonomian nasional agar tetap stabil hingga ke tingkat daerah-daerah. Selain itu, menurutnya capres 2024 juga harus memiliki political will dan manajerial skill yang baik.

“Jadi kehendak politik saja tidak cukup tetapi harus disertai dengan managerial skill artinya seorang pemimpin harus mampu untuk memanage bawahannya, harus mampu mengorganisasi menteri-menterinya dan orang-orang di bawahnya agar perekonomian Indonesia tetap stabil ke depannya. Lalu dia harus mampu untuk menjaga perekonomian sampai ke daerah-daerah, ke desa-desa seperti yang saat ini dilakukan oleh pemerintahan Jokowi,” ucapnya.

Ferdy menjelaskan tantangan perekonomian Indonesia ke depan terletak pada sektor pangan dan energi. Pada sektor pangan, persoalan swasembada pangan masih menjadi isu yang harus diselesaikan. 

“Ada sektor energi, persoalan defisit neraca perdagangan yang disebabkan oleh sektor minyak dan gas juga masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah yang harus dievaluasi.

“Maka itu, pemerintah atau capres yang tepat untuk masa yang akan datang dia harus melihat tantangan-tantangan yang paling berat adalah tantangan sektor pangan dan energi selain pertahanan,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement