REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mendukung upaya penguatan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai penyakit cacar monyet atau monkeypox. Pasalnya, penyakit tersebut sudah menyebar di banyak negara termasuk di kawasan Asia.
"Penguatan edukasi dan sosialisasi sangat diperlukan guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat di tanah air mengenai penyakit yang saat ini menjadi perhatian global," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Agus Suprapto. Senin (1/8/2022).
Agus menjelaskan bahwa edukasi dan sosialisasi mengenai penyakit cacar monyet perlu diperkuat pada tiga jalur utama. Pertama, jalur tenaga medis yakni dengan meningkatkan kualitas pengetahuan tenaga kesehatan yang menjadi salah satu garda terdepan dalam penanggulangan penyakit ini di tingkat lapangan.
Jalur kedua, kata dia, berupa penyebarluasan informasi kepada seluruh masyarakat melalui kementerian dan lembaga terkait, baik dalam bentuk penyuluhan tatap muka maupun lewat media sosial. Jalur ketiga, kata dia, adalah penguatan edukasi dan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah hingga ke tingkat desa atau kelurahan.
"Tentunya berbagai elemen lain juga diharapkan ikut berperan aktif dalam menggencarkan edukasi, termasuk juga media massa," katanya.
Agus juga mengingatkan bahwa pada saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan status darurat kesehatan untuk kasus cacar monyet secara global. "Karena penyakit cacar monyet saat ini menjadi perhatian internasional maka sosialisasi dan edukasi mengenai penyakit ini kepada masyarakat harus terus digencarkan, dengan demikian masyarakat juga dapat mengetahui mengenai penyakit cacar monyet, cara pencegahan, cara penularan dan cara penanganan," katanya.
Sementara itu, sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa dua fasilitas laboratorium sudah siap melakukan penyelidikan epidemiologi cacar monyet, termasuk melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi virus penyebab penyakit yang tergolong sebagai zoonosis tersebut.
"Ada dua laboratorium yang sudah siap, yakni di Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof Dr Sri Oemijati BKPK Kemenkes dan di Pusat Studi Satwa Primata IPB, Bogor," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril.
Menurut dia, kedua fasilitas laboratorium tersebut sudah siap memeriksa sampel dari pasien-pasien yang diduga terserang cacar monyet guna mendeteksi penularan penyakit sejak dini. Syahril mengatakan bahwa pemerintah akan menambah sepuluh laboratorium di daerah-daerah strategis guna mendukung upaya pelacakan kasus penularan penyakit secara masif.