Rabu 03 Aug 2022 10:51 WIB

Imunisasi Lengkap Bisa Cegah Penyakit Berbahaya pada Anak

Dokter anak RS Sari Asih menyebut batas usia imunisasi lengkap hingga usia 18 tahun.

Red: Christiyaningsih
Dokter anak RS Sari Asih menyebut batas usia imunisasi lengkap hingga usia 18 tahun.
Foto: Istimewa
Dokter anak RS Sari Asih menyebut batas usia imunisasi lengkap hingga usia 18 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG - Demi menjaga agar tumbuh kembang si kecil tidak terganggu, imunisasi menjadi salah satu hal yang wajib diberikan pada mereka. Imunisasi berfungsi memberikan kekebalan tubuh secara buatan agar anak terhindar dari penyakit di kemudian hari.

Dokter spesialis anak RS Sari Asih Ciledug Kota Tangerang, Arifin Kurniawan K., menerangkan imunisasi merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan atau menimbulkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit yang spesifik. “Imunisasi memberikan dua kemungkinan, yang pertama bisa tidak terpapar penyakit, dan yang kedua, jikapun terpapar, itu hanya ringan,” ujar Arifin.

Baca Juga

Namun, perlu dipahami bahwa imunisasi bukan memberikan kekebalan total terhadap seseorang. Akan tetapi, imunisasi dapat mengurangi peluang untuk jadi sakit dan atau memengaruhi berat ringannya suatu penyakit jika terpapar.

Imunisasi terdiri atas dua program, yaitu program yang diinisiasi oleh pemerintah dan mandiri. Terdapat pemikiran jika yang diinisiasi oleh pemerintah adalah program imunisasi wajib sehingga banyak yang berpendapat imunisasi lanjutan tidaklah wajib.

Arifin menjelaskan, perjalanan imunisasi terhadap seseorang cukup panjang. Meskipun terlambat, imunisasi masih bisa dilakukan di mana batas usia imunisasi lengkap hingga usia 18 tahun. “Ini menjadi sebuah batasan yang dapat dikejar jika orang tua lupa memberikan imunisasi lengkap kepada anaknya. Namun ada satu vaksin yang tidak bisa diberikan jika usianya sudah terlambat, yaitu vaksin rotavirus untuk mencegah muntaber, karena vaksin ini diberikan tidak boleh lewat dari usia enam bulan,” terangnya.

Beberapa penyakit yang dapat di cegah atau diminimalisir dampaknya melalui imunisasi ialah hepatitis B, TBC (tuberkulosis), polio, difteri/tetanus/batuk rejan, dan campak. Sedangkan, imunisasi lanjutan atau tambahan bisa mencegah beberapa penyakit berbahaya, seperti pneumonia dan meningitis, diare, influenza, gondongan, rubela (campak jerman), hepatitis A, kanker serviks, cacar, hingga demam berdarah.

Jika orang tua merasa terlambat melakukan imunisasi terhadap anak, maka perlu didiskusikan terlebih dahulu kepada dokter di fasilitas kesehatan terdekat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement